Teriring Tangis Haru Karyawan, Pengelola Giant Ternyata Masih Rugi Miliaran Rupiah, Pendapatan Turun 32 Persen
JAKARTA - Perusahaan ritel pengelola Giant di Indonesia, PT Hero Supermarket Tbk masih terseok-seok di kondisi pandemi. Perseroan tercatat mengalami penurunan pendapatan dan masih rugi di kuartal I 2021.
Dikutip dari laporan keuangan emiten berkode saham HERO ini, Rabu 26 Mei, perusahaan membukukan pendapatan senilai Rp1,76 triliun di kuartal I 2021. Capaian ini turun 32,20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp2,60 triliun.
Adapun penurunan beban usaha tercatat menjadi Rp514,89 miliar pada kuartal I 2021 dari sebelumnya Rp774,48 miliar pada kuartal I 2020. Alhasil rugi periode berjalan HERO menipis.
Tercatat rugi periode berjalan pengelola IKEA dan Guardian ini senilai Rp1,64 miliar pada kuartal pertama tahun ini, berkurang dibandingkan dengan rugi Rp43,55 miliar pada kuartal I 2020.
Presiden Direktur Hero Supermarket Patrik Lindvall mengatakan perseroan masih menghadapi tantangan signifikan pada tiga bulan pertama tahun ini akibat pandemi COVID-19 yang membatasi pergerakan masyarakat yang berujung pada penurunan trafik pengunjung.
"Bisnis groseri serta kesehatan dan kecantikan perseroan secara signifikan terus terkena dampak negatif dari pandemi ini. Pembatasan-pembatasan menyebabkan perubahan dalam perilaku belanja pelanggan,” kata Patrik.
Baca juga:
Dilihat dari portofolio HERO, kinerja IKEA disebut terpengaruh oleh pembatasan kapasitas operasional, tetapi dapat diimbangi oleh pertumbuhan penjualan lewat e-commerce. Penurunan laba operasional total IKEA pada awal tahun disebabkan oleh penurunan profitabilitas toko karena pendapatan melemah.
Sementara itu, biaya prapembukaan tercatat tinggi untuk rencana membuka toko baru tahun ini. Hingga kuartal I 2021, IKEA Indonesia telah membuka toko ketiga di Bandung dan memperkuat posisi sebagai pemain waralaba di Indonesia.
Tahun ini, HERO masih akan membuka IKEA keempat di Jakarta Garden City. Sementara untuk gerai Guardian, kata Patrik, mengalami penurunan akibat pengurangan jam operasional dan penutupan sejumlah mal.
"Akibatnya, hal ini secara material mempengaruhi kinerja supermarket sebagai destinasi belanja dalam format besar yang merupakan penyewa utama di pusat perbelanjaan/mal dan merupakan tempat mayoritas dimana area toko-toko Giant berada," ujar Patrik.