Kabar Gembira, Vale Indonesia dan China Investasi Rp28 Triliun untuk Proyek Nikel di Sulteng
JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bekerjasama dengan mitra dari China berinvestasi senilai 1,94 miliar dolar AS (sekitar Rp28 triliun) di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada proyek penambangan dan pengolahan bijih nikel.
CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy menyatakan berinvestasi pada proyek penambangan dan pengolahan bijih nikel yang terletak di Desa Bahodopi tersebut, karena dinamika bisnis nikel di Indonesia yang kian maju sangat pesat dalam delapan tahun terakhir.
"Hal tersebut membuat PT Vale semakin mantap mengambil posisi dalam peta industri nikel Tanah Air sebagai operator nikel yang mengedepankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan," katanya, saat berdialog dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, di ruang kerja Gubernur Sulteng, di Kantor Gubernur Sulteng, Palu, dikutip dari Antara, Selasa 25 Mei.
Ia menjelaskan saat ini wilayah konsesi PT Vale Indonesia Tbk di Sulteng mencakup area kontrak karya seluas 22.699 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Desa Bahodopi.
"Proyek pengembangan kami di blok tersebut terdiri atas dua bagian utama, yaitu tambang dan pabrik atau yang biasa kita sebut smelter," ujarnya.
Kegiatan penambangan, lanjutnya, akan dioperasikan dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar 140 juta dolar AS. Sementara untuk kegiatan pengolahan bijih nikel, pihaknya berencana membangun smelter dengan nilai investasi sebesar 1,8 miliar dolar AS.
Baca juga:
- Antam Pasang Target Penjualan Feronikel Capai 26 Ribu Ton di 2021
- Kadin: Di China, 25 Persen Kendaraan Fosil Akan Beralih ke Mobil Listrik
- Faisal Basri: Indonesia Mimpi Jadi Produsen Utama Mobil Listrik, bahkan Mendekati Ngawur
- Dukung Industri Baterai Kendaaraan Listrik, Cadangan Nikel Antam Cukup untuk 30 Tahun
"Untuk pembangunan smelter, PT Vale Indonesia Tbk telah mendirikan badan usaha baru, yaitu PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) yang saat ini telah memperoleh Izin Usaha Industri (UII). Pabrik ini rencananya akan dibangun dan dioperasikan bersama mitra kami dari China," ujarnya pula.
Febriany menyebut proyek Bahodopi telah diajukan sebagai bagian dari proyek strategis nasional untuk tahun 2021. Kegiatan penambangan PT Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja.
"Sementara untuk kegiatan di smelter, kami memperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 11.400 orang pada periode konstruksi, dan sekitar 3.700 orang ketika smelter sudah beroperasi," ujarnya pula.
Ia berharap kehadiran PT Vale di Sulteng pada umumnya dan di Morowali pada khususnya dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian warga sekitar dan daerah.