Saat Peresmian UIN Palembang, Menag Yaqut: Kalau Ada yang Korupsi dan Plagiarisme, Keluarkan dari Kampus

JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan menilai di tengah modernisasi pendidikan saat ini ada kecenderungan kepengelolaan pendidikan tinggi Islam negeri sebagian justru jauh dari tujuan prinsip keislaman akibat kurangnya kompetensi para pengelola kampus, maraknya perilaku korupsi, dan plagiarisme.

Karena itu, dia menegaskan agar perilaku korupsi dan plagiarisme merupakan mental yang harus dijauhkan dari dunia pendidikan tinggi Islam.

"Kalau ada yang korupsi dan plagiarisme langsung keluarkan saja dari kampus, itu virus yang bisa menular," kata Yaqut dilansir Antara, Senin, 24 Mei.

Dia mengatakan hal itu dalam acara peresmian kampus kedua Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang yang dibangun dari bantuan Islamic Development Bank (IDB).

"Kampusnya keren sekali, saya sudah masuk ke beberapa UIN dan baru ini saya takjub melihat model bangunan yang tidak seperti biasanya, gedungnya adaptif dengan kondisi zaman," tambah Yaqut.

Ia berharap, adanya kampus baru membuat UIN RF mampu berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional karena SDM dan sarana prasarana sudah mendukung.

Selain itu, kata dia, konsep bangunan UIN RF Palembang yang modern dan sejuk menjadi stimulus kemajuan sektor pendidikan tinggi Islam yang modern, dengan tetap mempertahankan tata pengelolaan sesuai prinsip keislaman.

Dia juga mengapresiasi Pemprov Sumsel yang telah menghibahkan lahan seluas 35 hektare untuk pembangunan Kampus UIN RF Palembang Jakabaring, menandakan kerja sama antara pemprov dan UIN terjalin sangat baik

Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof. Nyayu Khadijah mengatakan Kampus Jakabaring dibangun dari pendanaan bantuan Islamic Development Bank (IDB) yang dikerjakan selama dua tahun, sejak Oktober 2018.

"Total ada sembilan gedung yang dibangun dengan konsep modern," ujarnya.

Pembangunan Kampus Jakabaring UIN RF Palembang tersebut merupakan proyek bantuan Pembangunan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) oleh IDB yang menelan biaya Rp430 miliar.

Sembilan unit tersebut digunakan sebagai kantor pusat, laboratorium terpadu, fakultas tarbiyah keguruan, fakultas psikologi, fakultas sains teknologi, fakultas ekonomi bisnis islam dan perpustakaan-ICT.