Konser Musikologi yang Berujung Rusuh dan Pengakuan Dosa Jonkoppings
JAKARTA - Belum kering bibir ini membahas rentetan konser musik yang batal digelar dalam satu bulan terakhir. VOI, bahkan sampai membuat tulisan berseri untuk membahas insiden yang mencoreng dunia showbiz Indonesia ini. Tak disangka, akhir pekan lalu, Sabtu, 30 November, sebuah peristiwa memalukan kembali terjadi. Konser Musikologi 2019 yang berlangsung di Plaza Timur Senayan, Jakarta berakhir ricuh. Bukan cuma menyebabkan sejumlah band batal mentas tetapi juga mengakibatkan panggung roboh dan tenda-tenda terbakar.
Dalam pernyataan resminya melalui media sosial Instagram, pihak Musikologi menjelaskan kejadian yang sesungguhnya sekaligus meminta maaf kepada para penonton dan artis yang batal tampil. Mereka mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan kondisi menjadi ricuh dan tidak kondusif adalah batalnya Fourtwnty dan Feel Koplo naik ke atas panggung lantaran jadwal yang sangat molor.
"Selamat malam. Mohon maaf baru mengeluarkan klarifikasi, sebab kami harus mengumpulkan data menenangkan diri, dan harus memastikan keselamatan rekan-rekan panitia yang diburu oleh oknum penonton.
Kami membenarkan terjadi kerusuhan di akhir acara Musikologi 2019 (Panggung Merah).
Hal yang menyebabkan terjadinya kerusuhan adalah panggung yang tiba-tiba mati tanpa pemberitahuan.
Sebelumnya di panggung putih fourtwnty pun gagal naik ke atas panggung sebab rangkaian acara di panggung putih 'molor' satu jam karena sempat break sekitar pukul 18.00-18.30 disebabkan hujan yg sangat lebat dan ada genangan air di bawah panggung.
Hal lain yang menyebabkan batalnya Fourtwnty main adalah kedatangan salah satu artis yang disebabkan padatnya komplek senayan karena berlangsung lebih dari 3 acara besar pada hari itu sehingga kami tak bisa mebooking area parkir untuk artis.
Batalnya Fourtwnty main juga karena seluruh crew harus berangkat ke Bali pada dini hari, sementara acara di panggung putih akan selesai 00.30, kami sudah menawarkan untuk mengganti jadwal penerbangan tapi menurut manager Fourtwnty tak bisa sebab jadwal di Bali padat sehingga tak memungkinkan.
Kami tak membenarkan bahwa panggung rubuh sebab sedari awal bentuk panggung memang sudah segitiga.
Lain halnya dengan panggung putih. Panggung merah 'molor' 90menit. Panggung merah yang lebih tinggi dari panggung putih tak terlalu berpengaruh dengan hujan hingga saat hujan pun acara tetap berjalan.
'Molor'nya panggung merah disebabkan salah satu sound engineer band pembuka (Jonkoppings. Untuk pembanding silahkan lihat alasan mendetail mereka) yg menyebabkan beberapa data soundcheck artis (The Panturas, The Sigit, Seringai, Feel Koplo) hilang dan harus soundcheck ulang sebelum naik panggung dengan waktu terbatas.
Acara mulai tidak kondusif saat kedua kalinya hujan turun dengan sangat kencang dan membuat kewalahan panitia menahan pagar BRC agar tidak rubuh oleh hujan angin."
Jonkoppings Mengaku Salah
Sementara itu, band asal Pamulang, Jonkoppings meminta maaf karena telah melakukan kesalahan yang berakibat sejumlah band batal mentas. Melalui akun Twitter mereka mengungkap, kesalahan teknis pada mixer monitor mereka mengakibatkan sound monitor beberapa band yang sudah di-save hilang. Hal ini membuat band-band tersebut harus melakukan soundcheck ulang sebelum main dan itu cukup memakan waktu.
"Pada pukul 18.30 kita mendapat kabar kesalahan teknis tersebut dari rekan kami dan kami lgsg mencari sound enginer kami untuk bertanggung jawab atas kesalahanya. Namun tidak dapat dihubungi, kami baru dapat kabar dari nya sekitar pukul 00.42 dan ia sudah sampai rumah pukul 22.00," kicau mereka di Twitter.
"Sekali lagi kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada band, panita dan pengunjung karena kesalahan teknis yang mengakibatkan kemunduran jadwal selain faktor cuaca dan lain sebagainya, di musikologi. Ini adalah pelajaran terbesar untuk band kami. Terimakasih."
Pihak Musikologi kemudian menegaskan, mereka tidak berusaha melakukan pembelaan. Apa yang dinyatakan dan ditujukan kepada mereka soal ketidakmampuan menyelenggarakan acara bisa saja benar. Penyelemggara hanya berusaha mengutarakan kronologis dari sudut pandang mereka.
View this post on Instagram