JAKARTA - Menjadi 'terpidana' dalam insiden kerusuhan acara Musikologi yang digelar di Plaza Timur Senayan, Sabtu, 30 November kemarin, membuat band asal Pamulang, Tangerang Selatan, Jonkoppings berada dalam kondisi sulit. Di satu sisi, mereka sudah meminta maaf melalui media sosial atas kesalahan yang mungkin saja dilakukan oleh pihaknya - dalam hal ini, sound engineer yang dianggap menghapus setting-an sound monitor. Di sisi lain, publik seakan enggan menerima permintaan maaf mereka.
Diberitakan sebelumnya, melalui akun Twitter Jonkoppings mengungkap, kesalahan teknis pada mixer monitor mereka mengakibatkan sound monitor beberapa band yang sudah di-save hilang. Hal ini membuat band yang tampil setelah mereka harus melakukan soundcheck ulang sebelum main. Itu cukup memakan waktu.
Jonkoppings lantas mencari sound engineer mereka untuk meminta pertanggungjawaban. Tapi, dia tidak dapat dihubungi dan baru merespons sekitar pukul 00.42, padahal dia sudah sampai di rumahnya sekitar pukul 22.00.
Kepada VOI, manajer Jonkoppings Syarif Abdurahman menjelaskan secara rinci kronologi peristiwa kelam itu. Mengenai jadwal soundcheck misalnya. Syariff mengungkap, jamnya kerap mengalami perubahan sehingga jadwal jadi berantakan.
"Jadwal soundcheck kami itu sebenarnya Jumat jam 1 siang, namun Liaison Officer (LO) kami kemudian ngabarin bahwa ada kendala dari vendornya sehingga soundcheck diundur ke jam 8 malam. Tapi karena personel kami enggak ada yang bisa, kami minta jadwalnya digeser ke jam 11 malam. Pas kami sampai lokasi jam 10 malam, dua band sebelum kami aja belum soundcheck. Alhasil kami soundcheck sekitar jam setengah tiga pagi (Sabtu dini hari)," sesal Syarif.
Sebelum Jonkopping, ada Pijar dan Hendri Sederethana yang melakukan soundcheck. Sementara The Panturas, The S.I.G.I.T., Seringai, dan Feel Koplo kebagian pagi hingga siang hari menjelang berlangsungnya acara. Saat Jonkopping soundcheck, tidak ada masalah dengan setting-an sound monitor yang disimpan dua band sebelumnya. Artinya, mereka tidak ikut sesi soundcheck pagi sampai siang karena memang tidak ada kepentingan.
Ternyata, permasalahan yang diakibatkan oleh vendor ini berimbas pada jadwal tampil semua band di Stage Merah - satu dari dua stage yang disediakan penyelenggara (satunya lagi Stage Putih). Apalagi, ditambah faktor cuaca yang tidak bisa diduga (hujan deras) dan keterlambatan salah satu artis yang diakibatkan kemacetan di kawasan Senayan. Jonkoppings, yang seharusnya kebagian jatah mentas jam 15.45 saja jadi jam 16.45.
Seusai turun panggung, ungkap Syarif, si sound engineer masih bersama mereka di backstage. Namun setelah Pijar beres mentas, sekitar jam 6.30 malam, teman Jonkoppings yang kenal dengan sound engineer monitor salah satu band memberitahu bahwa nyaris semua setting-an sound monitor band yang belum tampil, hilang!
"Secara teknis kami enggak tahu kapan setting-an sound monitor The Panturas, The S.I.G.I.T., Seringai, dan Feel Koplo tersebut hilang. Yang tidak hilang setting-annya itu Polka Wars, Jason Ranti dan Iksan Sekuter. Saat itu, sound engineer kami udah enggak sama kami di backstage, tapi masih di venue. Inilah yang membuat beberapa band harus soundcheck ulang secara cepat."
Seperti yang dijelaskan si sound engineer dalam tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diunggah di Twitter, Syarif memastikan, saat sound engineer mereka mencolokan flashdisk-nya ke dalam perangkat mixer pada sesi soundcheck dan bahkan ketika mereka tampil, data sound monitor seluruh band masih ada.
"Kmren gw temuin lagi org vendor nya gw. Buka mixer nya. Save an yg ceksound mlm itu masih ada semua. Yg ilang cuma beberapa yg ceksound pagi dan siang. Klo ke apus smua. Knpa yg ceksound malem save an nya masih ada. Kalo ketiban sama flashdisk gw otomatis semua ilang dong gada yg kesisa," tulis dia. Lihat di bawah:
Berikut penjelasan dan permintaan maaf dari sound enginer yang ikut bersama kami kemarin pic.twitter.com/GHDpAEJJDS
— Jonkoppings (@Jonkoppings) December 1, 2019
Lalu siapa yang salah? Syarif tidak mau berspekulasi menyebut pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas insiden tersebut. Ia tidak ingin suasana malah tambah keruh.
"Kerusuhan di Musikologi jelas bukan disebabkan oleh faktor sound engineer kami, penyelenggara acara pun sudah menjelaskan beberapa faktor dan disabotasenya acara oleh pihak lain dan kurangnya sosialisasi panitia kepada pengunjung di Stage Merah pada malam itu."
Sekilas, Syarif lalu menceritakan awal pertemuan Jonkoppings dengan sound engineer mereka. Kata dia, secara kualitas dan jam terbang, si sound engineer ini tidak diragukan kemampuannya. Jadi bisa dipastikan, dia menguasai perangkat dengan baik dan tidak menggunakan ilmu 'coba-coba'.
"Kami sering ketemu dia (sound engineer) di event sebagai sound engineer di beberapa vendor, dan setau saya pribadi dia juga menjadi sound engineer di beberapa band lain. Dan salah satu teman saya yang sebelumnya saya tunjuk sebagai sound engineer di bagian monitor kami tidak bisa datang karena ada kepentingan lain, dan dia menganjurkan sound engineer ini sebagai gantinya," jelas Syarif.
"Bagaimana pun, semua sudah terjadi dan kami menanggung dosa itu," Syarif mengakhiri.