Masih Punya Pamor di Partai Ummat, Amien Rais Disebut Sekelas Gus Dur
JAKARTA - Niatan Amien Rais membuat partai baru usai meninggalkan Partai Amanat Nasional (PAN) akhirnya tercapai. Amien resmi mendeklarasikan Partai Ummat.
Akan tetapi ada pihak yang merasa pesimistis Partai Ummat dapat lolos mengikuti kontestasi Pemilu. Sebab ketokohan Amien Rais dianggap sudah usang.
Menanggapi hal ini, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad menilai, ketokohan Amien Rais masih menjadi magnet bagi Partai Ummat. Bahkan mantan ketua MPR itu disebut bisa saja sukses membawa partainya mengikuti gelaran pemilu.
"Anggapan pamor Amien Rais telah usang hanya persepsi media saja. Sebab di Indonesia, siapa yang bertentangan dengan pemerintah pasti dibusukkan oleh buzzer dan lainnya," ujar Andriadi kepada VOI, Jumat, 30 April.
Menurutnya, bapak reformasi itu hampir tidak ada celah kesalahan yang bisa didongkel untuk dijegal dalam kancah perpolitikan nasional.
"Kalau Amien Rais enggak ada celah, korupsi tidak, dia tokoh melenceng juga tidak cuma dia lebih kritis dan kadang-kadang banyak orang tidak menyukai bahkan dibesar-besarkan," katanya.
Andriadi menganalogikan Amien Rais bak Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ditokohkan identik dengan ormas Islam terbesar Indonesia Nahdlatul Ulama (NU). Ketokohan Gus Dur bahkan melekat pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meski presiden ke-4 itu telah wafat dan partainya telah berganti ketua umum.
"Jadi Amien Rais itu saya pikir tidak jelek. Dia (Amien, red) sekelas Gus dur loh. Maksudnya, dia tokoh Muhammadiyah, Gus Dur NU yang massa fanatismenya itu masih ada " jelas Andriadi.
Meskipun tidak bisa mengklaim, kata Andriadi, tapi Amien Rais adalah tokoh yang paling bersinar di Muhammadiyah. "Amien setelah KH Ahmad Dahlan artinya melekat, jadi sama PKB Gus Dur kan setelah kehilangan pamor (PKB, red) turun drastis," katanya.
Tak menutup kemungkinan, warga Muhammadiyah yang berada di Partai Amanat Nasional (PAN) bakal berpindah ke Partai Ummat. Hanya karena Amien Rais yang mendirikan partai berlambang perisai dan bintang emas itu.
"Bahkan massa fanatisnya Muhammadiyah yang di PAN itu mungkin akan bergeser ke Partai Ummat karena Amien Rais," terang Andriadi.
"Dan tokoh partai PAN yang enggak lolos bisa merapat ke Ummat karena mereka tidak punya masalah, yang ada masalah kan Amien dan Zulkifli Hasan. Hatta Rajasa baik, Sutrisno Bachir baik. Zulhas sebetulnya tunduk ama dia (Amien, red) cuma enggak enak aja karena dia ketum jaga image," sambungnya.
Baca juga:
- Hampir 100 Tersangka Teroris Ditangkap terkait Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar
- Densus 88 Antiteror Tunggu Perintah Kapolri Buru KKB
- Mensos Risma Lapor Nonaktifkan 21 Juta Data Ganda Penerima Bansos ke KPK
- Bantah Barang Bukti di Eks Markas FPI Cairan Pembersih Toilet, Polri: Bahan Baku untuk Peledak
Menurut Andriadi, munculnya Partai Ummat menjawab kegelisahan Muhammadiyah terobati selama ini.
"Karena PAN enggak jelas apalagi Amien Rais keluar Muhammadiyah punya pijakan partai. PAN udah enggak,” katanya.
Direktur Eksekutif Nusantara Institute PolCom SRC itu menilai Amien Rais memang bukan lagi darling di media pasca keterlibatannya di Alumni 212. Namun, di mata loyalisnya Amien Rais masih menjadi panutan.
"Memang di media massa tidak terlihat, tapi itu tidak bisa dinafikan Amien Rais masih punya pamor walaupun di media dia diolok-olok, dibilang nyinyir. Itu mah bahasa media buzzer lah ya. Tapi kalau di akar Ummat dia masih di hati rakyat. Karena dia tidak punya kekalahan-kekalahan. Ya dia itu sekelas Gus Dur. Tokohnya Muhammadiyah itu dia (Amien Rais, red) ulama NU itu Gus Dur, jadi masih punya pamor," papar Andriadi.
"Saya pikir kekuatan pamor masih kuat. Walaupun dia juga enggak bernafsu untuk misalnya jadi (presiden, red). Itu enggak lagi," imbuhnya.