Sengkarut Masalah Transportasi Darat Bisa Mengancam Target Pertumbuhan Ekonomi Delapan Persen

JAKARTA – Angka kecelakaan transportasi darat, terutama yang melibatkan bus pariwisata dan truk logistik, kian memprihatinkan. Untuk itu, perlu langkah-langkah konkret dari pemerintah untuk mengurangi angka kecelakaan transportasi darat karena ini akan memengaruhi target pertumbuhan ekonomi delapan persen dalam empat sampai lima tahun ke depan.
Kecelakaan transportasi darat yang terus berulang menjadi penanda pemerintah tidak serius menyelesaikan masalah ini. Padahal kerugian yang ditimbulkan tidak main-main, mulai dari kerusakan infrastruktur sampai menelan korban jiwa.
Dewan Penasihat Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Pambagio mendesak pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi permasalahan transportasi darat.
“Keselamatan angkutan darat memprihatinkan sekali, tapi tidak ada upaya dari pemerintah untuk menanggulangi sehingga kejadian ini terus berulang,” kata Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/1).

Kecelakaan angkutan logistik hampir setiap hari terjadi, bahkan bisa mencapai tujuh kejadian hanya dalam sejari. Menurut catatan MTI, armada truk menempati peringkat kedua penyebab kecelakaan lalu lintas, meski jumlahnya lebih sedikit ketimbang kendaraan roda empat.
Perlu Langkah Nyata dari Pemerintah
Belum lama ini terjadi kecelakaan truk yang diduga mengalami rem blong akibat kelebihan muatan atau Over Dimension and Over Load (ODOL). Kecelakaan itu terjadi di Semarang pada Selasa (21/1/2025) malam dan menabrak sejumlah kendaraan motor.
Keesokan harinya di Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) Km 80+400 arah Bandung juga terjadi kecelakaan yang melibatkan truk dan minibus.
Belum lagi kecelakaan juga dialami bus pariwisata, yang sering membawa siswa perjalanan study tour. Seperti bus pariwisata Tirto Agung yang mengangkut rombongan pelajar SMP IT Darul Qu’ran Mulia Putri Bogor, Jawa Barat, menabrak truk pengangkut pakan ternak. Sebanyak empat orang dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi di kilometer 77 Tol Pandaan-Malang, Senin (23/12/2024).
Tiga kecelakaan tersebut hanya secuil dari rentetan kecelakaan yang tampaknya hampir setiap hari menghiasi pemberitaan media massa. Yang kini menjadi perhatian banyak kalangan, termasuk MTI, adalah kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata dan truk ODOL.
Rangkaian kecelakaan yang melibatkan truk terjadi akibat rendahnya kompetensi para pengemudi, kondisi kendaraan yang kurang terawat, dan lain-lain. Namun seolah tidak belajar dari berbagai insiden sebelumnya, kejadian ini mencerminkan lemahnya tata kelola serta kurangnya upaya perbaikan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah.
Untuk itu MTP mendesak Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi segera mengambil langkah nyata dan terukur guna mengatasi permasalahan keselamatan transportasi darat.
“Menteri perhubungan tidak bisa hanya diam saja. Langkah konkret harus segera diambil untuk mengatasi kecelakaan transportasi darat yang terus terjadi,” ujar Agus Pambagio.
Ia menambahkan, upaya perbaikan tidak cukup hanya dengan himbauan, tetapi harus berupa kebijakan dan langkah-langkah konkret yang berdampak langsung pada peningkatan keselamatan.
“Jadi pemerintah harus do something untuk mengurangi angka kecelakaan,” tegasnya.
Baca juga:
- Kasus Menteri Satryo Brodjonegoro: Sikap Arogan Pimpinan Terhadap Bawahan Bukti Sikap Feodal Masih Dilanggengkan
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Indonesia Gabung BRICS adalah Blunder?
- Tren Berburu Koin Jagat adalah Masalah Struktural, Bukan Sekadar Perusakan Fasilitas Umum
- Jejak Sertifikat HGB di Atas Laut di Tangerang Masih Misteri, Negara Tak Boleh Kalah dari Individu atau Kelompok
Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Djoko Setijowarno menuturkan, dalam kecelakaan yang melibatkan ODOL, seringkali hanya menyeret sopir ke meja hijau sementara pemilik kendaraan, perusahaan angkutan, dan pemilik barang luput dari hukuman padahal mereka seharusnya ikut bertanggung jawab.
“Sistem ini perlu diubah. Semua pihak, mulai dari pengusaha hingga pemilik barang, harus ikut bertanggung jawab dalam menjamin keselamatan di jalan raya,” ungkap Djoko.
Transportasi Tak Jadi Prioritas
Presiden Prabowo Subianto optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen dapat tercapai dalam empat sampai lima tahun mendatang. Harus diakui ada banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan pemerintah untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen. Hal ini bisa dari regulasi dan pembenahan hukum untuk menekan kebocoran anggaran negara.
Di sisi lain, pemerintah juga mesti dari menstabilkan harga-harga, membuka lapangan pekerjaan, hingga meningkatkan daya beli masyarakat.
Sementara itu, Ketua MTI Tory Damantoro mengatakan, transportasi memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Sayangnya, pemerintah Indonesia seperti tidak menjadikan transportasi sebagai prioritas untuk dibenahi, padahal kekurangan terlihat di sana-sini.
Melihat sengkarut masalah transportasi yang dialami Indonesia, terutama regulasi mengenai ODOL, Damantoro menyebut pesimistis pemerintah mampu merealisasikan target tersebut.
Saat ini, ketika pertumbuhan ekonomi masih berada di bawah lima persen, Indonesia mengalami angka kecelakaan yang tinggi sehingga merugikan ekonomi, merusak infrastruktur, dan mengorbankan banyak nyawa. Ini, kata Darmanto, disebabkan kendaraan ODOL yang kian merajalela.
“Kalau sekarang saja sudah seperti ini, bagaimana nanti jika pertumbuhan ekonomi mencapai delapan persen? Mau sebesar apa lagi kerugian dan korban kematian yang kita tanggung?” tegas Damantoro.
Dalam kesempatan tersebut, Damantoro membandingkan Indonesia dengan negara lain yang mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar lima persen, tapi mampu mengatasi ODOL melalui regulasi yang tegas dan komitmen bersama seluruh kementerian.
Untuk itu, ia meminta Presiden Prabowo harus langsung memimpin upaya nasional untuk memperbaiki sistem keselamatan transportasi secara menyeluruh.
“Transportasi sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan jika ekonominya tumbuh, pemerintah akan memiliki lebih banyak anggaran untuk mendanai program-program kesejahteraan seperti makanan bergizi gratis,” ujar Damantoro.
Tanpa langkah tegas dan sistemik, kata Darmantoro, keselamatan transportasi darat di Indonesia akan terus memburuk, menelan lebih banyak korban, dan menimbulkan kerugian dalam segala aspek yang tidak terukur, dan pada akhirnya akan menjadi hambatan utama pertumbuhan ekonomi delapan persen.
“Kami mendesak pemerintah untuk menjadikan keselamatan transportasi darat sebagai prioritas nasional demi menyelamatkan nyawa dan masa depan bangsa,” pungkasnya.