Kembali Bertugasnya PM Irlandia Sebagai Dokter di Tengah COVID-19
JAKARTA - Selain memimpin pemerintahan, Perdana Menteri (PM) Irlandia Leo Varadkar kembali bekerja sebagai seorang dokter untuk membantu memberikan pelayanan medis selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Dikutip BBC, PM Varadkar harus kembali bekerja sebagai dokter umum di sebuah rumah sakit di kotanya. Profesi ini ditekuninya sebelum ia terpilih sebagai Perdana Menteri termuda di Irlandia.
Sang Taoiseach demikian sebutan yang disematkan PM di Irlandia, ketika resign sebagai dokter umum pada 2013. Kini setelah tujuh tahun berselang, Varadkar kembali turun tangan sebagai dokter untuk menangani pasien COVID-19.
"Banyak keluarga dan teman-temannya bekerja pada pelayanan kesehatan. Ia ingin membantu secara nyata meski dengan cara yang kecil," kata seorang juru bicara kepada reporter yang dikutip NPR.
Seperti diwartakan The Irish Times, Varadkar akan kembali bekerja dalam shift mingguan. Selama pandemi coronavirus, ia dikabarkan ikut membantu pelayanan dalam mengasesmen pasien melalui jaringan telepon.
Langkah ini menindak lanjuti hasil dari banding yang diajukan oleh Eksekutif Layanan Kesehatan Irlandia (HSE) untuk mantan pekerja kesehatan yang telah meninggalkan profesinya untuk kembali diizinkan bekerja selama pandemi.
Pasalnya, HSE pada bulan lalu mendesak para profesional kesehatan dari semua cabang disiplin ilmu yang belum bekerja pada layanan kesehatan masyarakat untuk segera mendaftar. HSE memang sedang gencar menyediakan rumah sakit dan tempat tidur perawatan tambahan di tengah meningkatnya penyebaran pandemi virus corona baru.
Varadkar (41) adalah seorang kelahiran India dari pasangan seorang dokter asal India dan perawat dari Irlandia.
Di Irlandia, sampai berita ini dibuat, jumlah kasus yang dikonfirmasi positif COVID-19 tercatat 5.364 kasus dengan kematian sebanyak 174 orang. Sementara jumlah mereka yang berhasil disembuhkan sebanyak 25 orang.
Seperti yang terjadi di banyak negara, Irlandia sudah menerapkan physical distancing. Di sana semua sekolah, kampus, dan fasilitas penitipan anak telah ditutup, sementara hanya pekerja penting yang boleh bepergian dari dan ke tempat kerja.