China Mau Investasi Bidang Furnitur Rp1,38 Miliar Dolar AS di Indonesia
JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan China akan melakukan investasi 1,38 miliar dolar AS ke Indonesia termasuk di Kalbar.
"Sejauh ini Tiongkok sudah banyak investasi ke Kalbar. Tahun ini investor dari sana akan berinvestasi ke Indonesia terutama di Kalbar dan Kota Batang, Jawa Tengah. Nilai investasi di bidang furnitur 1,38 miliar dolar AS,” ujarnya, dikutip dari Antara, Jumat 16 April.
Ia menjelaskan bahwa pada pertengahan April - Mei 2021 akan dilakukan kunjungan oleh pelaku usaha China ke Indonesia terutama ke dua daerah, Kalbar dan Jateng.
"Tentu investasi ini menjadi peluang daerah untuk maju dan terus membangun kerja sama perdagangan," jelas dia.
Sejauh ini jelas dia Kalbar berperan besar dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke China yakni sebesar 10,13 persen.
"Yang menarik ekspor Indonesia meningkat termasuk kontribusi dari Kalbar signifikan 10,13 persen, dengan peningkatan ini kita mampu mengurangi permasalahan perdagangan Indonesia - Tiongkok nyaris 69 persen, ini merupakan data dari Tiongkok," kata dia.
Ia menyebutkan bahwa Indonesia saat ini di negara ASEAN menempati urutan ke 4 sebagai eksportir terbesar ke China tahun 2020.
"Hingga pandemi saat ini hubungan antara Indonesia-Tiongkok terjalin dengan baik dan untuk total investasi Tiongkok sendiri di Indonesia tahun 2020 terealisasi sebesar 4,8 miliar dolar AS," kata dia.
Baca juga:
- BPS: Neraca Perdagangan RI Surplus 5,52 Miliar Dolar AS sepanjang Kuartal I 2021
- Capai Rekor sejak 1992, Pertumbuhan Ekonomi China Tembus 18,3 Persen di Kuartal I 2021
- J&T Express Resmi Berstatus Unicorn dengan Valuasi Dana Rp 113,5 Triliun
- Kadin: Di China, 25 Persen Kendaraan Fosil Akan Beralih ke Mobil Listrik
Nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 15 persen dibanding dengan total ekspor 2019.
"Ada peningkatan ekspor Indonesia untuk tahun ini sebesar 15 persen, produk unggulan dan potensialnya di antaranya, besi dan baja meningkat 136,52 persen, kertas dan kertas karton 133,25 persen, timah dan barang daripadanya 544,07 persen dan barang lainnya," kata dia.
Total perdagangan antar dua negara tersebut sudah di atas 78,48 miliar dolar AS, ada sedikit penurunan volume dikarenakan adanya pandemi COVID-19.
"Untuk perdagangan tahun 2020 dengan adanya pandemi saat ini pariwisata menjadi mati suri, semoga dengan penanganan yang tepat pariwisata menjadi meningkat," harap dia.