Alexander Isak Terus Menghantui Arsenal karena Ingatkan Sosok Thierry Henry

JAKARTA - Tanda-tandanya semakin sulit diabaikan bagi Arsenal. Entah itu pemandangan pemain nomor 14, Alexander Isak, yang memporak-porandakan pertahanan The Gunners atau Anthony Gordon yang benar-benar meniru selebrasi bendera sudut Thierry Henry.

Pengingat tentang Henry muncul saat Arsenal kalah 0-2 dari Newcastle United di Stadion Emirates pada semifinal leg pertama Carabao Cup, Rabu, 8 Januari 2025, dini hari WIB.

Di sisi lain, penyelesaian Arsenal di Stadion Emirates sangat buruk. Mereka boros dengan membuang-buang banyak peluang, yang menjadi faktor kekalahan tersebut.

Fakta bahwa Arsenal diperlihatkan cara mencetak gol oleh Alexander Isak membuat kemungkinan sang striker pindah ke Emirates semakin dekat dengan kenyataan.

Pemain bernomor 14 itu, yang mengingatkan kepada sosok Henry, telah dipantau sejak lama hingga kini oleh Arsenal.

Isak jelas masih harus menempuh jalan panjang untuk menyamai status Henry dalam permainan. Namun, dengan performa saat ini, ia mungkin adalah penyerang terbaik di Inggris dan mungkin lebih dari itu.

Golnya yang ke-14, saat membuka keunggulan Newcastle di Emirates, dari 15 pertandingan terakhirnya berkat keberuntungan karena Jacob Murphy mencoba mengontrol umpan Sven Botman.

Namun, secara tidak sengaja pemain internasional Swedia itu menemukan bola liar yang gagal dikontrol sempurna oleh Murphy dan langsung melepas tembakan mematikan di kotak penalti.

Isak kemudian membuat peluang yang berujung gol kedua The Magpies. Tembakannya ditepis David Raya, tapi bola muntah langsung disambar Gordon.

Pemain 25 tahun itu kemudian melakukan selebrasi ke bendera tendangan sudut yang lagi-lagi mengingatkan tentang Henry.

Dua momen tersebut bisa menguatkan Arsenal bahwa pertanda merekrut Isak adalah hal tepat.

"Saya pikir (dia penyerang terbaik di Eropa). Saya pikir semua orang setuju dengan itu. Dia sedang bersemangat."

"Bahkan, untuk gol saya. Saya hanya butuh berdiri di tiang jauh," kata Anthony Gordon tentang Isak kepada ITV Sport.

Manajer Arsenal, Mikel Arteta, juga setuju. Tekanan untuk merealisasikan kepindahan Isak pun semakin menguat.

"Dia juga terlibat dalam kedua gol itu. Sayangnya, dua kali ia menguasai bola di kotak penalti dan itulah yang terjadi ketika Anda memiliki kualitas nyata di lini depan."

"Mereka dapat membuat perbedaan. Mereka sangat klinis," kata Arteta selepas laga.

Desakan agar Arsenal bermanuver aktif di bursa transfer Januar 2025, khususnya terhadap Isak atau penyerang sejenisnya, semakin meningkat sekarang.

Apalagi, daftar peluang yang terlewatkan di laga melawan Newcastle akan terus diingat sebagai alasan mengapa The Gunners sangat membutuhkan striker predator.

Terlebih, mimpi Arteta musim ini besar dengan mengusung target juara Liga Inggris pertama setelah dua dekade.

Ketumpulan lini depan Arsenal mulai membuat alarm berbunyi. Tengok saja tepat sebelum menit ke-30, Gabriel Martinelli berlari cepat menuju gawang dari umpan terobosan Leandro Trossard. Upaya pemain Brasil itu membentur tiang gawang.

Tembakan Kai Havertz dan Gabriel Magalhaes juga berhasil diblok. Mungkin kegagalan paling mengejutkan terjadi pada kedudukan 0-2 ketika umpan silang Trossard dibelokkan ke jalur Havertz.

Entah bagaimana, hampir dalam gerakan lambat, Havertz gagal menyambar bola dengan sempurna, membuat bola melebar dari tiang kiri gawang Martin Dubravka.

Newcastle menarik Isak selama 25 menit terakhir karena cedera hamstring, menghentikan permainan melalui serangkaian perubahan yang membuat mereka memainkan formasi 5-5-0 saat Arsenal secara bertahap kehabisan ide.

The Gunners kemudian mengakhiri pertandingan dengan statistik harapan gol sebesar 3,12. Itu adalah angka tertinggi oleh tim Liga Inggris dalam pertandingan mana pun musim ini tanpa mencetak gol.

Dari semua peluang mereka, 23 tembakan, mereka hanya berhasil tiga kali tepat sasaran dan hanya satu dari itu yang berasal dari permainan terbuka.

"Jika Anda melihat apa yang dihasilkan kedua tim dan dominasinya, bukan hasil yang mencerminkan cerita permainan."

"Namun, kenyataannya adalah mereka sangat efisien dengan peluang yang mereka miliki dan kami tidak."

"Pada level ini, dalam skenario seperti ini Anda membutuhkannya untuk memaksakan diri dan menang lagi," ujar Arteta.

Lucunya, alih-alih mencari solusi masalah tersebut, Arteta malah mengomentari bola yang dipakai di Carabao Cup saat ditanya apakah banyaknya peluang mubazir akan memengaruhi psikologis tim atau tidak.

"Tidak ada, hanya mencoba dan menunjukkan kepada mereka, memberi mereka kiat tentang apa yang dapat kami lakukan dengan lebih baik."

"Saya pikir kami menendang banyak bola di atas mistar gawang dan itu sulit: bola ini banyak melayang."

"Kami juga membahasnya sehingga ada detail yang dapat kami lakukan dengan lebih baik. Namun, pada akhirnya, itu sudah berlalu."

"Ini bukan jalan kembali, ini tentang pertandingan berikutnya. Itulah dunia kami," tutur pelatih asal Spanyol itu.

Bola Puma di Carabao Cup berbeda dengan produk Nike yang biasa digunakan di Liga Inggris.

Hanya saja, bola tampaknya tidak menjadi masalah bagi Isak. Ia kini telah mencetak 50 gol untuk Newcastle di semua ajang.

Sejak debutnya pada Agustus 2022, hanya Erling Haaland (105) dan Mohamed Salah (73) yang mencetak lebih banyak gol di semua ajang di antara para pemain Liga Inggris.

Para penggemar Newcastle akan senang membantah teori bahwa Isak harus meninggalkan klub untuk memenangi trofi.

Spekulasi tentang harga setinggi 150 juta pound kemungkinan akan membuat para peminat enggan bulan ini.

Namun, prospek final Piala Carabao--semifinal leg kedua di St James' Park berlangsung dua hari setelah jendela transfer musim dingin ditutup--menjadi daya tarik lain bagi Isak untuk tetap bertahan.

Sejak 1987/1988, statistik menunjukkan bahwa ada sembilan tim yang unggul dua gol setelah menang tandang di leg pertama semifinal. Delapan di antaranya berkesempatan melaju ke final.

"Ini brilian. Saya pikir setiap tim membutuhkan penyerang yang bagus," ujar Manajer Newcastle, Eddie Howe, merenungkan catatan sejarah setengah abad itu.

Tak lama setelah Isak diganti, Arteta menatap ruang ganti Newcastle. Ia mungkin juga memikirkan hal yang sama.