Istana Pastikan Keanggotaan Indonesia di BRICS Takkan Ganggu Hubungan dengan AS  

JAKARTA – Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu, menegaskan bahwa keanggotaan penuh Indonesia di aliansi BRICS tidak perlu dikhawatirkan akan mempengaruhi hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, meskipun negara tersebut saat ini dipimpin oleh Donald Trump.  

Menurut Mari Elka, Indonesia yang menganut politik luar negeri bebas aktif memiliki fleksibilitas untuk bekerja sama dengan berbagai pihak tanpa terikat pada satu forum multilateral tertentu.  

"Tidak perlu khawatir karena kita, istilahnya, bebas aktif. Kita boleh bekerja sama dengan berbagai pihak tanpa mengganggu kepentingan AS," ujar Mari Elka saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa malam.  

Ia menilai keanggotaan Indonesia di BRICS justru memperkuat posisinya sebagai jembatan antara negara berkembang dan negara maju. Sebagai tambahan, Indonesia juga sedang dalam proses aksesi menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), di mana Amerika Serikat merupakan salah satu anggota pendirinya.  

"Keanggotaan penuh kita di BRICS menjadi pengimbang, mengingat BRICS adalah forum negara berkembang sementara OECD mewakili negara maju," jelasnya.  

Menanggapi pertanyaan terkait dedolarisasi yang dianut oleh negara-negara anggota BRICS dalam transaksi dagang, Mari Elka mengatakan bahwa diversifikasi penggunaan mata uang memang sudah menjadi tren dalam keuangan internasional.  

Sebagai contoh, Indonesia telah menerapkan sistem pembayaran langsung menggunakan mata uang lokal, seperti rupiah ke yuan, dalam transaksi perdagangan dengan Tiongkok.  

"Penggunaan mata uang lain selain dolar adalah perkembangan yang alami dalam keuangan internasional. Namun, di sisi lain, dolar AS tetap dominan baik untuk transaksi perdagangan maupun sebagai aset," katanya.  

Sebelumnya, pada Senin kemarin, Brazil, yang memegang presidensi BRICS tahun ini, mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota penuh aliansi yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan tersebut. Pemerintah Brazil juga menyampaikan ucapan selamat kepada Indonesia sebagai anggota terbaru BRICS.  

Keanggotaan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam kerjasama multilateral global, baik di antara negara berkembang maupun negara maju.