Review Film Dirty Angels, Suguhan Aksi Mendebarkan dengan Alur Biasa Saja
JAKARTA - Film Dirty Angels sedang tayang saat ini di bioskop Indonesia. Film ini disutradai oleh Martin Campbell yang juga menjadi penulis naskah bersama Jonas McCord. Di kursi produser, ada Boaz Davidson dan Jeffrey Greenstein dan digarap oleh rumah produksi Millenium Media dan Lionsgate.
Film bergenre action thriller ini dibintangi oleh Eva Green, Maria Bakalova, Ruby Rose, Reza Brojerdi, Jojo T. Gibbs, Aziz Çapkurt, Mitko Angelov, Christopher Backus, Hadi Khanjanpour, Emily Bruni, Emma Diamant, dan Leo Diamant.
Film Dirty Angels garapan sutradara Martin Campbell menyuguhkan adegan penuh aksi, mengikuti misi penyelamatan sandera yang dilakukan oleh sebuah tim rahasia beranggotakan tentara wanita.
Berlatar tempat di Afganistan, cerita film ini bermula ketika kelompok teroris menyerang sebuah sekolah dan menyekap sekelompok gadis pelajar untuk dijadikan sandera.
Seorang prajurit militer Amerika Serikat bernama Jake yang diperankan oleh Eva Green mendapat tugas untuk menyelamatkan para pelajar yang disandera itu.
Dengan menyamar sebagai tim medis, Jake berangkat ke Afganistan dan sesampainya di sana bergabung bersama timnya yang diisi oleh para prajurit wanita tangguh dengan keahlian yang berbeda-beda.
Dimulailah petualangan Jake dan timnya menyelinap ke markas teroris untuk menyelamatkan para pelajar yang disandera.
Berpengalaman menggarap film aksi seperti James Bond Golden Eye, Casino Royale, hingga The Mask of Zorro, sang sutradara Martin Campbell menyuguhkan banyak adegan aksi yang intens dari awal film hingga akhir.
Adegan aksinya pun dieksekusi dengan baik dengan visual yang memukau dan dinamis serta efek-efek praktikal yang semakin menonjolkan intensitas baku tembak tim Jake dengan kelompok teroris.
Tidak sekadar menonjolkan aksi tembak-menembak, film ini juga menggali sisi moralitas dan prinsip yang dipegang teguh Jake yakni tidak meninggalkan rekannya di medan tempur.
Sisi moral prajurit Jake pada akhirnya menjadi potensi emosional dalam cerita yang berusaha ditonjolkan dalam film Dirty Angels.
Baca juga:
- Daftar Pemenang Golden Globe Awards 2025, Didominasi Film Emilia Perez
- Tampil Tanpa Makeup, Pamela Anderson Tetap Bersinar di Golden Globes 2025
- Dimas Aditya Sempat Berjuang Lawan Anxiety, Berobat ke Luar Negeri hingga Coba Alternatif
- Selami Mitos Jawa Tentang Selasa Kliwon, Film Almarhum Meluncur 9 Januari
Sayangnya, karena terlalu fokus pada adegan aksi sehingga alur cerita dalam film ini terasa biasa saja dimana potensi sisi moralitas dan emosional tersampaikan kurang sempurna. Alur cerita yang terlalu cepat dan intens juga mempengaruhi potensi narasi yang kurang maksimal dalam penyampaiannya.
Dikutip dari ANTARA, karakter lain yang menjadi anggota tim Jake juga seolah terasa hanya sebagai pelengkap karena kurangnya sisi pengembangan karakter dan eksplorasi latar belakang mereka.
Tokoh pemimpin kelompok teroris yang menjadi antagonis utama juga terasa kurang dieksplor, latar belakang karakter tersebut hanya diungkapkan singkat di bagian menuju puncak konflik dalam cerita.
Kesimpulannya, film Dirty Angel sukses menyuguhkan adegan penuh aksi yang memukau sekaligus mendebarkan namun sayangnya hal tersebut mengorbankan penyampaian narasi cerita dan sisi pendalaman karakter yang terasa kurang maksimal.