1.500 Napi Kelas Kakap Kabur dari Penjara Keamanan Maksimum di Mozambik

JAKARTA - Menyusul kerusuhan yang dipicu oleh pengumuman hasil akhir pemilihan Presiden Mozambik terjadi insiden pelarian massal di penjara dengan keamanan maksimum di dekat ibu kota Mozambik, Maputo.

Sebelumnya pada Senin, 23 Desember, Dewan Konstitusi Mozambik mengonfirmasi hasil pemilihan umum Oktober, yang menetapkan kemenangan kandidat dari partai yang berkuasa, FRELIMO, Daniel Chapo.

Pengumuman tersebut memicu kerusuhan di berbagai wilayah negara tersebut.

"Kami mengonfirmasi adanya pelarian ini, tetapi tim kami masih berada di lapangan untuk menentukan jumlah pasti dan rincian lainnya," ujar Sekretaris Tetap Kementerian Kehakiman, Justino Tonela, kepada kantor berita setempat, dilansir dari ANTARA, Kamis, 26 Desember.

Pada hari yang sama, Agence France-Presse melaporkan bahwa, menurut Komandan Jenderal Polisi Bernardino Rafael, sebanyak 1.534 narapidana kabur dalam insiden tersebut.

Rafael juga menyebutkan bahwa 33 narapidana tewas dan 15 lainnya terluka selama pelarian.

Polisi berhasil menangkap sekitar 150 narapidana yang kabur, tambah Rafael.

Penjara Keamanan Maksimum Maputo, yang terletak sekitar 14 kilometer dari ibu kota, menampung lebih dari 3.000 narapidana yang sebagian besar dihukum atas kejahatan kekerasan, terutama pembunuhan, menurut Kementerian Kehakiman Mozambik.

Pemilihan umum di Mozambik diadakan pada 9 Oktober, dengan hasil awal menunjukkan Chapo memimpin dalam pemilihan presiden.

Kandidat independen, Venancio Mondlane, menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap hasil sementara dan menyerukan aksi pembangkangan sipil secara luas.