Peringati Hari Ibu, Pentingnya Peran Ibu dan Pendidikan dalam Mengatasi KDRT

JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Ketua Umum Yayasan Kemanusiaan Rombsis Indonesia, Andi Idhanursanty, menekankan pentingnya pendidikan terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang perlu dimulai dari keluarga.

Menurut Andi, ibu memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak. “Ibu adalah sosok utama dalam membimbing anak-anak. Karena itu, ibu-ibu harus percaya diri dan terus belajar menghadapi tantangan, salah satunya dalam mengatasi KDRT,” ujar Andi saat acara di Jakarta Selatan, Senin 23 Desember.

Ia menambahkan bahwa ibu tidak hanya bertugas memberikan pendidikan agama dan formal, tetapi juga menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan pentingnya edukasi tentang KDRT juga harus dimiliki oleh ibu-ibu, agar mereka mampu menciptakan keluarga yang harmonis dan bebas dari kekerasan.

“Ibu perlu aktif dalam kegiatan edukasi untuk menjadi perempuan yang bermanfaat, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga masyarakat luas,” imbuhnya.

Di sisi lain, Anggota DPR RI Komisi XI, Andi Yuliani Paris, mengungkapkan bahwa masalah ekonomi sering menjadi akar dari kasus KDRT terhadap perempuan. Ia menekankan perlunya langkah-langkah strategis untuk mengurangi angka pengangguran melalui perbaikan sistem pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

“Kasus KDRT terhadap perempuan sering kali berawal dari persoalan ekonomi. Oleh karena itu, kita perlu fokus pada program pemberdayaan ekonomi, terutama untuk generasi muda,” kata Andi Yuliani.

Ia juga menyoroti pentingnya pemerintah memastikan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai bagi generasi muda. Hal ini dinilai penting agar mereka tidak terjebak dalam situasi ekonomi yang sulit, yang kerap menjadi pemicu kekerasan dalam rumah tangga.

Selain itu, Andi Yuliani mendorong adanya pembaruan kurikulum pendidikan di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi agar lebih sesuai dengan perkembangan industri dan kebutuhan pasar kerja. “Kurikulum pendidikan harus diperbarui agar lulusannya siap bersaing di dunia kerja,” tegasnya.

Menurutnya, generasi muda yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan pasar dapat membantu mengurangi angka pengangguran, sekaligus menekan potensi terjadinya KDRT di masyarakat.

Kombinasi pemberdayaan perempuan, pendidikan yang relevan, dan pembukaan lapangan kerja diharapkan mampu menciptakan keluarga yang lebih sejahtera dan harmonis.