Memori Hari Ini, 23 Desember 2019: Buya Syafii Maarif Tegaskan Tak Masalah Umat Muslim Ucapkan Selamat Natal

JAKARTA – Memori hari ini, lima tahun yang lalu, 23 Desember 2019, cendikiawan Muslim, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii menegaskan dirinya selalu mengucapkan selamat Natal kepada rekan-rekannya. Ia menganggap ucapan itu diberikan karena Indonesia adalah bangsa plural.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau umat Muslim tak mengucapkan Natal. Mereka menyakini bahwa mengucap Natal dapat merusak akidah. Alias, ucapkan natal seraya membuat umat Muslim serupa dengan kepercayaan orang Nasrani.

Tiada umat Islam yang menyangkal kepopuleran hadis yang mengungkap bahwa Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka. Hadis riwayat Abu Daud dan Ahmad itu tak jarang jadi landasan banyak ulama mengharamkan urusan mengucapkan selamat raya Natal.

Hasilnya setiap Natal menjelang perdebatan terkait perlu tidaknya mengucapkan selamat hari Natal kepada saudara Nasrani tak terhindarkan. Kondisi itu kemudian coba diungkap oleh MUI Jawa Timur merasa pun mengimbau seluruh umat Islam di Indonesia untuk tak mengucapkan Natal.

Ucapan Natal yang diungkap dianggap akan mengganggu urusan akidah umat Islam.  Perihal mengucapkan Natal mereka yakini sebagai bagian membenarkan agama lain. Ranah itu sudah dianggap bahaya. Sudah masuk ranah akidah.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, disambut Uskup Agung Jerusalem, Pierbattista Pizzaballa menjelang misa Natal di Gereja Kelahiran yang dibangun di lokasi yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus di Betlehem, Palestina pada Minggu (25/12/2022). (AFP/Ahmad Gharabli)

MUI Jawa Timur pun hanya memberikan kelonggaran kepada Wakil Presiden yang juga mantan Ketua MUI, Maruf Amin. Wapres Maruf dianggap tidak masalah kala mengucapkan Natal. Narasi itu karena Maruf adalah pemimpin negara.

MUI Jawa Timur juga mengganggap tak mengucapkan Natal sebagai bagian dari toleransi. Orang Islam tak mengganggu ibadah Natal. Kaum Nasrasi tak berharap diucapkan Natal.

 “Jadi mengenai ucapan Natal karena ini masuk wilayah akidah, ketika kita mengucapkan selamat kepada peringatan itu. Ini berpotensi merusak akidah kita. Ucapan Natal itu kan perayaan lahirnya anak tuhan, karena itu masuk wilayah akidah. Ketika kita mengucapkan selamat kepada peringatan itu sama saja kita memberi selamat atas lahirnya putra Tuhan.”

"Ya beliau (Maruf Amin) susah juga ya. Ulama juga pemimpin. Tapi ya beliau pasti punya pertimbangan sendiri. Kepemimpinan itu tidak tunggal, tidak perseorangan, ada sekretaris, ada strukturalnya. Kemenag misalnya, ada Binmas agama-agama lain. Kalau misal dia (pemerintah) hati-hati, dia akan memerintahkan Binmas agama lain yang merayakan Natal untuk mengucapkan selamat," ujar Sekretaris MUI Jawa Timur, Mochammad Yunus dikutip laman CNN Indonesia, 21 Desember 2019.

Masalah imbauan MUI Jawa Timur bawa polemik. Perdebatan perlu tidaknya umat Muslim mengucapkan Natal jadi melebar ke mana-mana. Namun, tak sedikit pula cendikiawan Muslim yang menganggap imbauan tak tepat.

Buya Syafii misalnya. Mantan Ketua Umum Muhammadiyah era 1998-2005 itu angkat bicara pada 23 Desember 2019. Ia menegaskan tak masalah mengucapkan selamat hari raya Natal, tak pula menganggu akidah. Buya Syafii sendiri selalu mengucapkan selamat hari Natal kepada seluruh koleganya.

Ia menganggap mengucap Natal adalah yang biasa. Artinya umat Muslim tak masalah ucapkan Natal. Bangsa Indonesia adalah bangsa plural. Buya Syafii mencontoh semua ulama Mesir yang seluruhnya ikut mengucapkan Natal. Namun, ucapan itu tidak pada ranah teologi. Cukup sebatas ucapan saja.

“Saya tiap tahun mengucapkan selamat Natal pada sahabat-sahabat saya. Apa keberatannya? Sama saja seperti mereka mengucapkan selamat Idul Fitri kepada kami. Biasa-biasa saja. Mbok lapang dadalah.”

“Ini bangsa yang plural. Jangan persempit diri dengan yang bukan urusan agama menjadi urusan agama. Jangan dibawa terlalu serius. Jangan pakai teologi segala macam. Repot," ujar Buya Syafii sebagaimana dikutip laman Tempo.co, 23 Desember 2019.