Ceritakan Perang Krimea, Putin Nyatakan Siap Normaliasai Hubungan dengan AS-Barat
JAKARTA - Rusia siap menormalisasi hubungan dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya tanpa saling merugikan.
Hal itu disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sesi wawancara dengan jurnalis VGTRK Pavel Zarubin pada Minggu 22 Desember.
"Memungkinkan untuk semuanya membuka keinginan [dalam kesepakatan]. Kami tidak pernah mengabaikan keinginan," kata Putin menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan Rusia dan AS menormalisasi hubungan, dikutip dari Tass.
Putin menekankan semua dapat berubah dalam hubungan internasional dan hanya kepentingan Rusia serta rakyatnya yang tidak bisa diubah.
"Jika kita melihat bahwa situasi berubah sedemikian rupa sehingga ada peluang dan prospek untuk membangun hubungan dengan negara lain, maka kita siap untuk itu. Ini bukan masalah kita, tetapi masalah mereka. Namun, ini seharusnya tidak merugikan kepentingan Federasi Rusia," tegas Putin.
Baca juga:
Berbicara tentang perubahan dalam hubungan internasional, pemimpin Rusia tersebut memberikan contoh dari abad ke-19 dan ke-20.
Secara khusus, Putin mengingat bahwa setelah Perang Krimea tahun 1853-1856, ketika serangkaian pembatasan diberlakukan terhadap Rusia, banyak yang menulis bahwa Rusia mengisolasi diri dan tidak menanggapi ketidakadilan yang terjadi di dunia.
Menteri Luar Negeri Kekaisaran Rusia saat itu Alexander Gorchakov, lanjut Putin, juga meresponsnya dengan kata-kata berikut: "Rusia tidak marah. Rusia sedang berkonsentrasi."
"Secara bertahap, saat Rusia berkonsentrasi, ia juga mengembalikan semua haknya di Laut Hitam, tumbuh lebih kuat, dan seterusnya," tambah Putin.
Putin juga menyoroti fakta bahwa beberapa sejarawan menggambarkan Perang Krimea sebagai "Perang Dunia Nol", karena hampir semua kekuatan Eropa berpartisipasi di dalamnya melawan Rusia.
Namun, kata Putin, situasi saat Perang Krimea dengan saat ini telah berubah, yakni terkait keberpihakan negara-negara sekutu Rusia dahulu.
"Semuanya berubah dan hanya kepentingan yang tetap tidak berubah," ujar Putin.