Kasus Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar Terbongkar, BI Bakal Koordinasi dengan Polda Sulsel

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) buka suara terkait kejadian viral di media sosial terkait pemalsuan uang di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim menyampaikan Bank Indonesia mengapresiasi upaya aparat penegak hukum dalam mengungkap adanya pembuat dan pengedar uang palsu di wilayah Sulawesi Selatan.

"Bank Indonesia juga telah melakukan koordinasi intensif bersama Polda Sulawesi Selatan dalam pengungkapan kejahatan pemalsuan uang Rupiah tersebut," jelasnya kepada VOI, Jumat, 20 Desember.

Selanjutnya, Marlison menyampaikan Bank Indonesia juga siap mendukung Polri dalam proses penyidikan kasus tersebut dengan melakukan klarifikasi atas barang bukti uang palsu dan siap memberikan bantuan ahli Rupiah dalam hal diperlukan.

Menurut Marlison, koordinasi tersebut sejalan dengan peran Polri dan Bank Indonesia sebagai bagian unsur Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (BOTASUPAL). Unsur Botasupal terdiri dari Badan Intelijen Negara, Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia.

Selain itu, Marlison menyampaikan Bank Indonesia juga nenghimbau kepada Masyarakat untuk tidak perlu khawatir dan tetap dapat bertransaksi secara tunai dan mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang.

Marlison menyampaikan, apabila masyarakat mendapatkan/menemukan uang yang dicurigai atau diduga palsu sebaiknya dilaporkan kepada pihak berwenang, perbankan atau Bank Indonesia.

Marlison menambahkan bahwa rasio uang palsu terhadap Uang Yang Diedarkan (UYD) menunjukan tren penurunan beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2024 rasio uang palsu terhadap UYD sebesar 4 ppm/peace per milion atau 4 lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar, angka ini lebih rendah dari tahun 2022 dan 2023 pada 5 ppm serta 9 dan 7 ppm di tahun 2020 dan 2021.

Menurut Marlison kualitas uang yang dipalsukan sangat rendah jika dibandingkan dengan Rupiah asli seperti menggunakan kertas HVS dan cetak offset biasa, sehingga masih dengan mudah dikenali masyarakat dengan cara 3D.

Sebagai informasi, dikutip dari Currency News edisi November 2024, uang kertas Rp50.000 tahun emisi 2022 meraih peringkat ke-2 "World's Most Secure Currencies" versi BestBrokers, sebuah lembaga independen yang fokus pada analisis dan pemeringkatan financial trading platform.

Adapun hal tersebut juga menunjukkan bahwa uang Rupiah kertas Rp50.000 tahun ederan 2022 sebagai pecahan teraman ke-2 di dunia dengan 17 fitur keamanan canggih. Sehingga Rupiah semakin sulit dipalsukan dan makin mudah dikenali.