Sisakan Tiga Pemain Besar, Begini Respons Dirut Telkom Soal Merger XL dan Smartfren

JAKARTA - Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah merespon merger antara PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren), dan PT Smart Telcom (SmartTel).

Dalam tanggapannya, Ririek berharap merger yang akhirnya meninggalkan tiga pemain besar di industri telekomunikasi ini — XL Axiata, Indosat Ooredoo Hutchison, dan Telkomsel bisa berdampak positif bagi industri.

“Merger (XL Axiata dan Smartfren), semoga baik untuk industri,” kata Ririek kepada media, saat ditanya potensi oligopoli, usai Konferensi Per Kesiapan TelkomGroup dalam rangka Natal 2024 & Tahun Baru 2025, pada Senin, 16 Desember di Jakarta. 

Meskipun saat ini hanya meninggalkan tiga pemain besar, Ririek juga mengatakan bahwa masih akan tetap ada persaingan. “Ini ada persaingan juga tiga, ada persaingan juga kan, meski pun tiga.”

Pada 11 Desember lalu, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren), dan PT Smart Telcom (SmartTel) resmi melakukan  merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari 6,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp104 triliun.

Dengan merger ini, Vivek Sood, Group Chief Executive Officer, Axiata Group mengatakan konsolidasi industri ini akan membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi.

“Serta membantu mengurai permasalahan kesenjangan digital dalam menciptakan masa depan yang inklusif bagi seluruh komunitas maupun bisnis agar dapat berkembang,” ujar Viviek.

Melalui merger ini, XL Axiata akan menjadi entitas utama yang bertahan dalam merger, sementara Smartfren dan SmartTel akan bergabung ke dalam entitas baru bernama XLSmart.