Suka Minum Minuman Manis? Menurut Penelitian Lebih Berisiko Terkena Penyakit Kardiovaskular daripada Makanan Bergula
YOGYAKARTA – Menurut penelitian, suka minum minuman manis perlu dipertimbangkan lagi dan diukur supaya enggak kebanyakan. Pasalnya, kalau kebanyakan meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Makan makanan manis, tampaknya lebih mudah dibatasi. Artinya, kalau hanya sesekali tidak akan meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Para ahli mengatakan, minuman manis meningkatkan gula darah dan menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin, menyebabkan seseorang berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Penelitian tersebut memberikan rekomendasi, jaga asupan gula tambahan pada 10 persen kalori atau kurang.
Penelitian ini dipublikasikan 9 Desember 2024 di Frontiers in Public Health menunjukkan bahwa yang menjadi masalah bukan hanya jumlah gula yang dikonsumsi, tetapi sumber gula dan keteraturan mengonsumsinya. Penelitian menemukan, mengonsumsi gula tambahan terlalu banyak meningkatkan risiko stroke dan aneurisma. Namun mengonsumsi sedikit saja makanan manis lebih rendah risiko penyakit kardiovaskular.
Peneliti memeriksa data dari dua penelitian besar, dari Swedish Mammography Cohort dan The Cohort of Swedish Men. Kedua penelitian tesebut, menggunakan kuesioner diet yang dilakukan pada tahun 1997 dan 2009 untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana pola makan orang-orang telah berubah. Penelitian ini melibatkan hampir 70.000 peserta dan tim peneliti kemudian membagi konsumsi gula peserta penelitian menjadi tiga kategori, yaitu topping manis, makanan ringan, dan minuman manis.
Peneliti mengidentifikasi tujuh penyakit kardiovaskular, termasuk fibrilasi atrium, aneurisma aorta, stenosis aorta, stroke iskemik, stroke hemoragik, serangan jantung, dan gagal jantung. Peserta studi dipantau hingga meninggal, dan didiagnosis dengan salah satu penyakit atau tindak lanjut terakhir pada tahun 2019. Secara keseluruhan, hampir 26.000 orang didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular.
Data yang terkumpul dipakai untuk menganalisis bagaimana pola konsumsi gula yang berbeda memengaruhi risiko orang terkena penyakit kardiovaskular. Minuman manis ditemukan memiliki efek buruk pada kesehatan, meeningkatkan risiko stroke iskemik, gagal jantung, fibrilasi atrium, dan aneurisma aorta. Melansir Healthline, Rabu, 11 Desember, mengonsumsi lebih banyak gula tambahan secara umum berkontribusi terhadap risiko stroke iskemik, aneurisma aorta, dan gagal jantung.
Ahli diet kardiologi Michelle Routhenstein, MS., RD., CDCES., CDN., menjelaskan perbedaan antara minuman manis. Misalnya soda, minuman berenergi, teh, atau kopi manis. Mainuman ini memiliki indeks glikemik tinggi. Artinya dengan cepat bisa meningkatkan kadar gula darah.
Baca juga:
Mengonsumsi minuman tinggi gula secara konsisten, dapat membebani kemampuan tubuh dalam menangani masuknya gula jumlah besar. Pada akhirnya menyebabkan resistensi insulin, yang mana kondisi sel-sel tubuh kehilangan respons terhadap hormon tersebut.
"Seiring waktu, hal ini dapat mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa, yang terkait dengan peningkatan penyimpanan lemak, peradangan, dan kerusakan pembuluh darah — yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular," kata Routhenstein.
Mengatur pola makan dengan makan sedikit camilan manis, membuat tubuh lebih dapat memproses glukosa secara normal tanpa mengganggu kesehatan metabolisme dalam jangka panjang. Artinya, camilan sesekali boleh saja, tidak berlebihan, misalnya sekali atau dua seminggu, saran Bharathi Ramesh, MS., ahli gizi dan peneliti klinis profesional di New York. Ramesh memberikan contoh kaleng soda standar berukuran 12 ons, yang mengandung sekitar 35-50 gram gula. Ini sudah melebihi rekomendasi AHA untuk kebanyakan orang bahwa gula tambahan tidak lebih dari 50 gram atau 12 sendok per hari. Jatah amannya, harusnya lebih kecil atau 18-20 gram.
"Memilih air, teh tanpa gula, atau minuman tanpa tambahan gula membantu menjaga keseimbangan sekaligus memberi kesempatan untuk sesekali menikmati makanan yang nikmat," saran Ramesh.
Saran tambahan lagi untuk mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular, olahraga teratur dan pola makan seimbang yang lebih banyak buah, sayur, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh semakin mengurangi potensi buruk dari makanan manis sesekali.