Kepala Intelijen Rusia Sebut Situasi di Medan Perang Tidak Menguntungkan Ukraina

JAKARTA - Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergey Naryshkin menyatakan, Moskow hampir mencapai tujuan operasi militer khususnya, sementara tentara Ukraina menghadapi potensi keruntuhan.

"Situasi di garis depan tidak menguntungkan Kyiv. Kami memegang inisiatif di semua bidang dan hampir mencapai tujuan kami, sementara angkatan bersenjata Ukraina berada di ambang kehancuran dan rezim Zelensky telah kehilangan legitimasinya, bersama dengan kemampuan untuk membuat perjanjian," jelas Narsyhkin dalam wawancara dengan majalah Razvedchik, melansir TASS 10 Desember.

Lebih jauh Naryshkin menjelaskan, semua upaya untuk menciptakan ketidakstabilan di Rusia telah gagal.

"Orang-orang memahami kami tidak berperang melawan junta Kyiv tetapi melawan Barat kolektif, dan kebebasan serta kedaulatan kami dipertaruhkan dalam konfrontasi ini," jelas Kepala SVR.

"Tujuan strategis Barat dalam konflik Ukraina sangat jelas, memaksakan perang yang melelahkan kepada kita guna memecah belah masyarakat Rusia dan menciptakan kondisi untuk 'revolusi warna'. Meski begitu, mereka akan berperang 'sampai Ukraina terakhir', dan begitu tidak ada lagi warga Ukraina yang tersisa, negara-negara Baltik, Eropa Timur, dan kemudian, Jerman akan dipaksa untuk bergabung dalam perang melawan 'beruang Rusia yang menakutkan'," urai Naryshkin.

"Kekuatan globalis sudah memiliki teknologi yang mereka butuhkan untuk mencuci otak rakyat jelata dan menekan elit lokal," tambahnya.

Direktur SVR menekankan, eskalasi ketegangan lebih lanjut "tidak hanya akan gagal menguras sumber daya Rusia, yang merupakan tujuan Washington dan London, tetapi juga akan membawa Barat lebih dekat pada kekalahannya sendiri."

Terpisah, Kremlin mengatakan pada Hari Selasa, perang Ukraina akan terus berlanjut hingga tujuan yang ditetapkan oleh Presiden Vladimir Putin tercapai melalui tindakan militer atau negosiasi.

"Operasi militer khusus akan berakhir ketika semua tujuan yang ditetapkan oleh presiden dan panglima tertinggi telah tercapai," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip dari Reuters.

"Tujuan-tujuan ini dapat dicapai sebagai hasil dari operasi militer khusus atau hasil dari negosiasi yang relevan," lanjutnya.

Diketahui, Presiden Putin telah menuntut agar Ukraina menghentikan ambisinya untuk bergabung dengan NATO, menarik diri sepenuhnya dari empat wilayah negara yang diklaim Rusia sebagai miliknya. Persyaratan ini ditolak Kyiv karena dianggap sama saja dengan menyerah.

Peskov menambahkan, tidak ada pembicaraan antara Moskow dan Kyiv yang sedang berlangsung saat ini karena "pihak Ukraina menolak negosiasi apa pun".