LSF Ajak Penonton Indonesia Gerakan Budaya Sensor Mandiri
JAKARTA - Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia berupaya untuk melindungi masyarakat Indonesia dengan menyajikan tontonan yang sejalan dengan prinsip masyarakat. Oleh karena itu, LSF meluncurkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri.
Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 tentang LSF. LSF sebagai Lembaga Negara Independen juga bertugas untuk memfasilitasi pengembangan dan kemajuan perfilman, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perfilman, memberikan bantuan pembiayaan apresiasi film dan pengarsipan film.
LSF berperan penting dalam mengedukasi dan memberikan navigasi menonton film kepada masyarakat tentang pemilihan tontonan yang tepat. Berdasarkan Catatan tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) tahun 2023, jumlah kekerasan terhadap Perempuan sebanyak 289.111 kasus.
Film Women from Rote Island karya Jeremias Nganyoen menceritakan potret perempuan yang mengalami ketidakadilan di lingkungannya.
Baca juga:
Acara nonton bersama dilakukan oleh LSF sebagai bentuk dukungan terhadap film karya anak bangsa yang berkisah tentang korban kekerasan dan kekerasan seksual terhadap perempuan yang sudah memenangi berbagai penghargaan.
Selain itu, film Women from Rote Island juga menjadi perwakilan Indonesia untuk kategori International Feature di ajang Oscar 2025.
“Melalui film ini, saya tidak hanya bicara Rote tapi Indonesia. Saya buat film ini untuk ibu saya dan saya rasa hampir semua negara punya masalah ini,” kata Jeremias Nganyoen dalam acara nonton bersama pada Selasa, 3 Desember di FX Sudirman, Jakarta.
Dengan acara ini LSF berharap publik bisa semakin menyadari kasus kekerasan terhadap perempuan semakin meningkat dan adanya usaha untuk menumbuhkan karya terbaik dari anak bangsa.