Kebiasaan Buruk Manchester United Belum Berubah, Amorim Akan Paksa Tim Belajar Sambil Bekerja

JAKARTA - Manchester United mengalami peningkatan di bawah manajer baru Ruben Amorim.

Mengawali pekerjaan dengan hasil seri melawan Ipswich Town 1-1 pada akhir pekan kemarin, Amorim akhirnya meraih kemenangan perdana.

Saat menjamu Bodo Glimt di Liga Europa 2024/2025 pada Jumat, 29 November 2024, The Red Devis menang 3-2.

Sistem pelatih asal Portugal tersebut sudah mulai berjalan baik. Ekspektasi pun mengalir sekarang.

Masalahnya, Manchester United masih belum bisa mengatasi kebiasaan lama yang akan jadi pekerjaan rumah berikutnya buat Amorim.

The Red Devils belum menemukan solusi dari kebobolan dua gol dalam rentang cepat. Tengok saja 18 bulan terakhir dalam masa jabatan Erik ten Hag.

Manchester United kebobolan dua gol dalam empat menit melawan Bayern Munchen, dua gol dalam 10 menit melawan Galatasaray, dua gol dalam empat menit melawan FC Copenhagen, dua gol dalam sembilan menit melawan Galatasaray lagi, dan dua gol dalam tujuh menit melawan Porto.

Hal itu menjadi bukti bahwa kebiasaan buruk tersebut masih sulit dihilangkan. Dalam pertandingan Eropa pertama Amorim di Manchester United, mereka membiarkan Bodo Glimt mencetak dua gol dalam empat menit.

Amorim sebetulnya mencoba untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Ia berdiri di pinggir lapangan berteriak, menunjuk, saat melawan Bodo Glimt.

Pelatih 39 tahun itu memberi tepuk tangan antusias kepada pemain yang mengikuti instruksinya dan tampak putus asa ketika keadaan tidak berjalan sesuai harapan.

Dia berharap kesalahan berulang tersebut akan semakin jarang terjadi semakin lama Amorim menghabiskan waktu dengan para pemainnya.

Amorim butuh waktu, tetapi ia hampir tidak akan mendapatkannya di tengah jadwal pertandingan sepak bola Inggris yang padat. Jadi, dia harus memaksa pasukannya belajar sambil bekerja.

Amorim juga sedang belajar. Ia pasti menyadari kelemahan pertahanan yang ditunjukkan kala melawan Bodo/Glimt.

Menjelang akhir pertandingan tersebut, para pemain justru bertahan terlalu dalam meski sedang posisi unggul 3-2.

Padahal, Amorim berulang kali mendesak timnya untuk bertahan lebih tinggi di lapangan.

"Kami meningkatkan berbagai hal sejak pertandingan terakhir. Kami meningkatkan penguasaan bola, kami lebih menguasai tempo."

"Kami mendorong tim sedikit lebih tinggi dan menciptakan lebih banyak peluang. Kami kesulitan dalam dua transisi."

"Kami harus meningkatkannya. Itu seperti berlari, tetapi saya menyukai beberapa hal yang dilakukan tim," kata Amorim dilansir ESPN.

Selain masalah pertahanan, Amorim perlahan memperbaiki tren buruk dalam penyelesaian peluang.

Garnacho dan Marcus Rashford seharusnya mencetak gol dalam 15 menit terakhir untuk menutup pertandingan dengan kemenangan lebih besar.

Meski demikian, sinyal positif sudah muncul dengan kembalinya ketajaman Rasmus Hojlund yang sudah cocok dengan sistem Amorim.

Amorim yakin bahwa ke depan pasukannya akan menyelesaikan semua kebiasaan buruk yang terus-menerus terjadi sebelumnya.

Publik Manchester pun sudah mulai menaruh kepercayaan penuh kepada Amorim untuk melakukan perubahan positif.

Sebelum laga melawan Bodo Glimt, para suporter membentangkan spanduk untuk menghormati pelatih asal Portugal tersebut sekaligus meneriakkan namanya sepanjang 90 menit di Old Trafford.

Itu menjadi sambutan istimewa bagi Amorim yang melakoni debut bersama Manchester United di Old Trafford.

"Saya datang dari Portugal dan separuh stadion tidak mengenal saya. Saya belum berbuat apa pun untuk klub ini."

"Namun, melihat cara mereka mendukung saya sejak awal, saya merasa tidak sendirian sekarang. Saya salah satu dari mereka dan saya berharap tidak mengecewakan mereka," ujar Amorim.

Setelah menghadiahi kemenangan di laga kandang pertama, Amorim dan anak asuhnya akan memainkan laga Liga Inggris melawan Everton di Old Trafford juga.

Amorim mengusung target kemenangan pada partai yang dihelat Minggu, 1 Desember 2024, tersebut setelah dirinya gagal membawa kemenangan dalam debut di Liga Inggris bagi The Red Devils.