Bantul Berencana Renovasi Sekolah Tahun 2025, Sebagian Besar Bangunan SD

JAKARTA - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)mengupayakan merenovasi sejumlah sekolah pada tahun anggaran 2025.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Bantul, Nugroho Eko Setyanto mendukung kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan tersebut.

"Pada 2025 terkait dengan kegiatan ini masih harus menyelesaikan beberapa persoalan, di antaranya dari sisi infrastruktur. Karena masih ada beberapa sekolah yang memang perlu direnovasi," katanya di Bantul, DIY, Kamis 28 November, disitat Antara.

Nugroho tidak menyebutkan secara detail berapa sekolah di Bantul yang masih perlu direnovasi di Bantul pada tahun depan, namun sebagian besar merupakan bangunan sekolah dasar (SD) yang tersebar di seluruh 17 kecamatan di Bantul.

"Karena memang sudah waktunya untuk direnovasi, dan rusak, kebanyakan pada bagian atap plafon. Ada beberapa faktor, salah satunya lebih ke faktor usia bangunan, banyak yang SD, dan keberadaannya menyebar di seluruh Bantul," tuturnya.

Selain infrastruktur bangunan sekolah, kata dia, penyelesaian terhadap kebutuhan komputer untuk laboratorium sekolah akan dilakukan pada tahun 2024, sebab sejauh ini masih ada beberapa sekolah yang ketersediaan komputer belum memadai.

"Kita juga masih membutuhkan beberapa peralatan informasi teknologi (IT), komputer khususnya supaya nanti anak-anak khususnya kalau di dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan IT di sekolah bisa tercukupi," katanya.

Dia mengatakan laboratorium sekolah yang masih membutuhkan komputer dalam mendukung kegiatan belajar mengajar terdapat di beberapa sekolah, namun kebutuhannya tidak banyak, hanya perlu menambah unitnya.

"Agar nantinya ketika anak anak kita melaksanakan ujian berbasis komputer atau seleksi yang sifatnya menggunakan IT, bisa tercukupi," katanya.

Dia juga mengatakan, meski demikian seluruh sekolah sudah memiliki komputer, namun belum tercukupi kebutuhan, dan selama ini untuk pelaksanaan asesmen standarisasi pendidikan daerah (ASPD) di laboratorium, masih dijadwalkan beberapa sesi.

"Jadi kalau kita bisa lihat ketika kita melaksanakan ASPD, misalnya masih memakai sesi satu, sesi dua dan sesi tiga, namun kalau nanti sudah mencukupi semuanya bisa sesi satu selesai," katanya.