9 Cara Menghadapi Anak yang Pemarah dan Sensitif secara Emosional
YOGYAKARTA – Beberapa anak memiliki emosi yang lebih sensitif daripada yang lain. Mereka mungkin pemarah, mudah menangis atau tersinggung, dan lambat beradaptasi. Tentu saja kemampuan mengelola emosi bisa dipelajari sejak kecil. Selain itu, orang tua perlu melakukan cara menghadapi anak yang sensitif secara emosional dan pemarah dengan bijak atau sesuai rekomendasi berikut ini.
1. Validasi perasaan mereka
Ketika anak-anak menangis karena lututnya lecet karena sedikit membentur kursi, insting pertama yang dilakukan orang tua mungkin menyuruh anak-anak tenang dulu, berhenti menangis, dan meyakinkan tidak mengalami cedera parah. Tetapi ahli mengatakan, meniadakan perasaan anak-anak dapat memperburuk keadaan. Terutama jika anak Anda mendengar perintah yang mengandung sedikit kemarahan Anda dan frustasi.
Ketika Anda mencoba membujuk anak Anda untuk melupakan apa yang mereka rasakan, hal itu menyebabkan mereka semakin memendam perasaan itu dan menjadi semakin kesal, kata Elinor Bashe, PsyD, seorang psikolog anak di Highland Park, New Jersey dilansir Parents, Rabu, 27 November. Rekomendasinya, dengarkan dan terima emosi anak Anda meskipun emosi mereka tampak tidak masuk akal.
2. Bantu anak-anak menyebutkan emosi mereka
Anak-anak harus mengenali dan mendefinisikan perasaan mereka. Maka ini adalah tugas orang tua, untuk mengajari mereka tentang emosi. Misalnya dengan mengajarkan kapan terlihat sedih, marah, heran. Mempelajari emosi juga bisa dari membaca karakter tokoh dalam buku atau film.
3. Memberdayakan anak-anak
Anak-anak kecil berusia 5-6 tahun sedang mengetahui sesuatu. Jadi manfaatkan rasa penasaran anak Anda dengan membuatnya lebih berdaya. Misalnya ketika anak takut disuntik, bicarakan pada mereka sebelum pemeriksaan. Jelaskan bahwa suntikan bisa mencegah penyakit tertentu.
4. Beri peran untuk mengendalikan situasi
Misalnya ketika berada di ruang pemeriksaan dokter, tanyakan apa ia ingin disuntik di lengan kanan atau kiri. Biarkan mereka memilih jenis camilan atau stiker atau pensil baru sebagai hadiah.
5. Tetapkan harapan yang realistis
Anak yang sensitif bisa diajarkan tentang cara memegang kendali. Mereka bisa mengontrol sesuatu, tetapi tetapkan harapan yang realistis sebelum mencoba yang baru. Misalnya, anak Anda sangat sensitif mencoba menyelesaikan teka-teki 300 potong dan mungkin ini tidak realistis. Jadi tawarkan cara mengerjakan bersama, atau beri tenggat waktu lebih panjang untuk menyelesaikan tugasnya.
6. Ajari keterampilan mengatasi masalah
Keterampilan mengatasi masalah dapat membantu anak Anda mengelola emosi. Beberapa caranya, dengan latihan napas dalam, ajarkan menyusun kalimat penyemangat dan motivasi, berhitung untuk menenangkan diri, beristirahat, dan buat perlengkapan untuk menenangkan diri. Misalnya buku mewarnai, stiker, atau mainan lain.
7. Identifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan suasana hati
Bicaralah pada anak-anak tentang hal yang mereka senang untuk lakukan, tuliskan hal tersebut sebagai “langkah meningkatkan suasana hati”. Sehingga saat anak-anak merasa tidak enak mood, dorong mereka untuk meningkatkan suasana hati dengan melakukan aktivitas tersebut.
Baca juga:
8. Pisahkan perasaan dan perilaku
Anak-anak harus belajar cara mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sesuai secara sosial. Misalnya, berteriak dan membentak bukan perilaku yang dapat diterima. Maka beritahu anak Anda bahwa mereka boleh merasakan emosi apapun tetapi harus tahu cara tepat menanggapi perasaan tidak nyaman. Intinya, mereka tidak boleh menyakiti baik diri sendiri atau orang lain ketika mengungkapkan emosinya.
9. Mendisiplinkan perilaku
Anak-anak boleh merasa kesal, kecewa, marah, heran. Tetapi mereka harus belajar mendisiplinkan perilaku. Supaya tidak berteriak di ruang publik saat marah. Mereka juga harus diajarkan tidak merengek di toko kelontong ketika kesal karena tidak boleh jajan banyak-banyak. Beri tahu anak-anak bahwa mereka boleh merasakan emosi apa pun yang mereka inginkan, tetapi mereka dapat memilih bagaimana mereka menanggapi perasaan tidak nyaman tersebut.
Itulah sembilan cara menghadapi anak yang pemarah dan sensitif secara emosional. Penting dipahami, cara di atas harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.