Komnas HAM: Hukum Jika Ada Pelanggaran Kasus Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang
SEMARANG - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta tindakan hukum ditegakkan jika terjadi pelanggaran hukum dalam kasus siswa SMKN 4 Semarang, GRO, yang meninggal dunia diduga akibat ditembak polisi.
"Kalau memang ada pelanggaran hukum, maka harus ada tindakan hukum," kata Komisioner Komnas HAM Saurlin Siagian dilansir ANTARA, Selasa, 26 November.
Menurut dia, Komnas HAM belum memperoleh pengaduan resmi tentang peristiwa yang menewaskan siswa kelas XI SMKN 4 Semarang itu.
Ia memastikan Komnas HAM akan memproses perkara tersebut jika sudah ada laporan yang disampaikan.
Selain menerima laporan resmi, lanjut dia, Komnas HAM bisa secara proaktif menangani perkara tersebut nantinya.
Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang dalam siaran persnya juga meminta Komnas HAM untuk turun tangan dalam perkara tersebut.
Direktur LBH Semarang Syamsudin Arif meminta Komnas HAM bersama LPSK dan Kompolnas terlibat langsung dan memberi perlindungan terhadap keluarga, teman, pihak sekolah, serta saksi lain dalam perkara itu.
"Menuntut pengusutan perkara secara transparan dan berkeadilan dengan menghukum seberat-beratnya pelaku," katanya.
LBH juga mendesak reformasi di tubuh kepolisian untuk melindungi hak-hak masyarakat.
Baca juga:
- Data Terkini Perang Israel-Hizbullah: 3.768 Orang Tewas di Lebanon, 99 Ribu Rumah Rusak
- Prospek Gencatan Senjata di Lebanon Membuat Warga Gaza Merasa Terabaikan
- Rusia Usir Diplomat Inggris karena Tuduhan Mata-mata
- Kepala Kebijakan LN Uni Eropa Minta Israel Sepakati Proposal Gencatan Senjata dengan Hizbullah
Sebelumnya, seorang siswa kelas XI SMKN 4 Kota Semarang, berinisial GRO, dilaporkan meninggal dunia diduga akibat luka tembak senjata api di tubuhnya.
Warga Kembangarum, Kota Semarang, tersebut telah dimakamkan oleh keluarganya di Sragen pada Minggu siang.
Polisi menduga korban merupakan pelaku tawuran antar gangster yang terjadi di sekitar wilayah Simongan, Semarang Barat pada Minggu (24/11) dini hari.
Polisi yang berusaha melerai peristiwa tawuran antar gangster tersebut terpaksa membela diri dengan menembakkan senjata api.