Man City Kalah Lagi, Pep Guardiola Prediksi Perebutan Titel Premier League
JAKARTA - Manchester City gagal mengejar Liverpool yang kian nyaman di puncak klasemen Premier League Inggris. Setelah Man City kalah mengejutkan 4-0 lawan Tottenham Hotspur, manajer Pep Guardiola memprediksi persaingan titel Liga Inggris bakal berakhir lebih cepat.
Kekalahan ketiga di kompetisi domestik yang menunjukkan Man City mengalami keguncangan. Tidak hanya badai cedera yang melanda pemain, namun tim seperti kehilangan kepercayaan diri sehingga Tottenham bisa dengan gampang menghancurkan Man City dalam duel yang digelar di kandang sendiri di Stadion Etihad, Minggu, 24 November 2024 dini hari WIB.
Di laga itu, Man City kehilangan Rodri yang harus menepi sampai akhir musim karena cedera lutut. Tanpa gelandang yang mengatur irama permainan, The Cityzens seperti tak berdaya. Meski sempat tak terpengaruh dan masih bisa menang pada awal pertandingan tanpa Rodri, Man City akhirnya kehilangan keseimbangan.
Selain faktor Rodri yang menunjukkan Man City seperti bergantung pada sejumlah pemain tertentu, gelandang Kevin De Bruyne tak kunjung mencapai performa terbaik setelah kembali mengalami cedera. Sementara, Phil Foden seperti mengalami kelelahan. Sepulang dari Euro 2024, Foden tak pernah lagi tampil maksimal di pertandingan Man City. Bahkan dia juga tidak masuk skuad Inggris saat melakoni laga UEFA Nations League melawan Yunani dan Irlandia.
Man City dinilai sudah tampil beda dibandingkan musim lalu. Bahkan performa mereka tak mampu menyamai tim saat meraih treble di musim 2023.
Hanya saja kekalahan 4-0 saat menjamu Tottenham tetap menjadi kejutan karena dialami di kandang Man City. Ini mematahkan rekor tak terkalahkan Man City selama 52 pertandingan home di berbagai kompetisi.
Hasil itu juga menjadi kekalahan kelima yang dialami pasukan Guardiola tidak hanya di Liga Premier, tetapi juga Carabao Cup dan Liga Champions. Menariknya, ini untuk kali kedua pula Tottenham mengalahkan Man City. Sebelumnya, The Lilywhites menaklukkan Man City 2-1 di Carabao Cup. Kini, mereka mengulanginya secara lebih heboh karena dilakukan tim asuhan Ange Postecoglue di Etihad.
Kekalahan itu sesungguhnya mempengaruhi mentalitas pemain. Bagaimana tidak, Man City melakoni laga dengan penuh kepercayaan diri karena Guardiola baru saja memperpanjang kontrak yang menjadikan dia bertahan hingga 2027. Guardiola menjadi faktor para pemain bintang bertahan di Man City.
Apakah mereka sudah memperkirakan Man City bakal mengalami keterpurukan bila ditinggalkan Guardiola. Pasalnya sudah beredar rumor eks pelatih Barcelona ini bakal meninggalkan Man City. Rumor kian santer karena kontrak Guardiola akan berakhir musim ini dan dia tak kunjung mendapat kontrak baru.
Ancaman hukuman yang membayangi Man City bila terbukti melakukan lebih dari 100 pelanggaran terkait finansial menjadi pertimbangan Guardiola untuk meninggalkan klub yang merekrutnya pada 2016.
Namun petinggi klub Khaldoon Al Mubarak berhasil merayu Guardiola bila Man City bakal lolos dari hukuman. Dia meyakinkan Man City bakal memenangkan kasus itu sehingga sang manajer akhirnya menandatangani kontrak baru.
Bila Guardiola bertahan, maka para pemain bintang tidak akan pergi. Erling Haaland dkk pun tampak percaya diri. Mereka pun unggul dalam penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang. Paling tidak ada tiga peluang dari Haaland yang gagal dikonversi menjadi gol.
Saat Man City sangat yakin menang, gelandang Tottenham James Maddison membuat suporter tuan rumah terdiam. Dia sukses menaklukkan kiper Ederson di menit 13. Belum usai keterkejutan mereka, hanya berselang tujuh menit, Maddison kembali membobol gawang Man City yang membuat Tottenham unggul 2-0.
Suporter masih berharap Man City mengejar ketinggalan gol. Namun yang terjadi gawang Ederson kembali kebobolan oleh Pedro Porro. Selanjutnya Brennan Johnson memantapkan keunggulan Tottenham menjadi 4-0.
Guardiola pun berusaha menenangkan pemain. Menurut dia tidak ada dongeng indah dalam kehidupan dan olahraga. Artinya Man City tetap bisa mengalami keterpurukan setelah menjalani periode penuh kegemilangan.
"Saya berada di sini sebagai pemain dan bukan manajer," kata Guardiola saat menghibur para pemain yang terpukul dengan kekalahan itu.
"Tidak ada dongeng indah dalam kehidupan dan olahraga. Kadang kita harus melewati situasi seperti sekarang ini dan Anda harus menerima kenyataan itu," ucapnya seperti dikutip express.co.uk.
"Kami tidak bisa saling menyalahkan dan harus tetap bersatu untuk melanjutkan apa yang sudah kami raih. Kami memang tak terbiasa kalah di banyak pertandingan secara berturut-turut. Tetapi itu yang trjadi. Kami harus melakukan segala upaya untuk berubah, khususnya menghadapi laga berikut," kata Guardiola lagi.
"Apakah saya akan kabur? Tentu tidak. Kami tetap akan berdiri tegak dan lebih kuat dari sebelumnya. Kami akan menghadapi semua tantangan ini," ujarnya.
Hanya Guardiola mengakui persaingan di Liga Premier tak lagi ketat seperti musim-musim sebelumnya. Kekalahan itu memang tak mengubah posisi Man City. Mereka tetap berada di peringkat dua dengan poin 23. Namun Man City sudah ketat dibayangi Chelsea dan Arsenal yang hanya terpaut satu poin.
Liverpool sendiri bertengger di puncak klasemen dengan mengantungi poin 28. Liverpool berpeluang menjauh dari Man City dan unggul delapan poin bila mengalahkan Southampton.
Baca juga:
- China Masters 2024, Indonesia Nirgelar Setelah Ganda Putra jadi Runner Up
- Penuhi Kebutuhan, Menkes Budi Sebut Pemerintah akan Sekolahkan 100 Dokter Onkologi ke 4 Negara
- Kepala Pos Sedanau Natuna Ditangkap Polisi, Korupsi Dana BLT Rp 448 Juta untuk Judi Online
- 7 Outfit Nonton Konser untuk Tampil Atraktif dan Enjoy, Pilih Mix and Match yang Pas
Laga besar di Anfield saat Man City menyambangi markas Liverpool pada 1 Desember 2024 akan menjadi penentuan. Bila Man City kalah lagi, Guardiola memperkirakan perebutan gelar juara liga sudah berakhir bagi mereka. Pasalnya, Liverpool unggul 12 poin. Bahkan sudah ada yang memprediksi kompetisi berakhir sebelum Natal bila Liverpool selalu menang dan para pesaingnya kehilangan poin.
"Laga itu bakal menjadi penentuan. Apalagi bila Liverpool menang, menang dan menang. Itu yang terjadi [Liverpool sudah juara]. Saya tentu tidak tahu apa yang terjadi. Yang pasti, kami harus kembali memenangkan pertandingan," kata Guardiola yang tetap menaruh kepercayaan kepada pemain.
"Tak pernah sedetik pun saya kehilangan kepercayaan terhadap pemain. Hanya tidak ada tim di dunia ini yang bisa sukses terus-menerus selama delapan, sembilan atau 10 tahun," ucapnya.