METI Minta Pemerintah Beri Subsidi untuk EBT

JAKARTA - Ketua IV Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Eka Satria meminta pemerintah tidak hanya memberikan subsidi kepada energi fosil tapi juga ke energi terbarukan Indonesia.

Hal ini dimaksudkan untuk mendorong masuknya investasi dan mendorong penggunaan energi terbarukan di dalam negeri.

Eka menyebut, sejatinya energi bar terbarukan (EBT) di Indonesia memiliki potensi yang angat besar namun masih terbentur pada masalah market yang belum banyak menyerap EBT serta ketiadaan insentif bagi investor untuk mengembangkan EBT.

"Kita tahu isu mendasar energi di Indonesia adalah affordability dan apakah marketnya cukup besar dan bisa memberikan return dan bagus untuk investor. Saya rasa itu yang haru dibenahi," ujarnya dalam Enery Corner yang dikutip Kamis, 21 November.

Eka bilang, saat ini Indonesia masih berfokus pada pertumbuhan pengunaan EBT sehingga harga masih menjadi isu yang sensitif.

Selain itu, pemerintah juga masih memberikan subsidi dan kompensasi sebesar Rp200 triliun terhadap ketenagalistrikan dan bahan bakar minyak (BBM).

Untuk itu, dia mendorong perlu adanya upaya dri pemerintah untuk membuat industri listrik bersih menjadi lebih menarik.

"Salah satu isunya untuk domestik, mungkin adanya tarif yang menarik untuk investor sehingga yang tadinya diangap tidak menarik jadi menarik. Beberapa negara tetangga sudah menerapkannya sehingga ada kenaikan dari sektor tersebut," terang Eka.

Lebih jauh, Eka menambahkan, secara market pihaknya menyambut rencana pemerintah yang menaikkan target energi bersih sebesar 75 GW dalam 15 tahun ke depan karena bisa menjadi sumber devisa baru bagi Indonesia melalui ekspor listrik ke negara tetangg.

"Kita tahu skrg sudah banyak industri ke arah sana, green hidrogen, green amonia, maupun cross border green electricity transaction di banyak negara," sambung Eka.

Untuk itu, ia meminta, pemerintah untuk membuka market sebesar-besarnya serta memberikan insentif yang menarik bagi investor.

"Karena saya menlihat ini peluang daripada problem. Pastikan insentif dan subsidi itu dibalance antara selain fosil juga ke energi bersih. Mudah-mudahan bisa jadi sektor andalan ke depan," tandas dia.