Ambisi Prabowo Naikkan Target Pembangkit EBT Jadi 75 GW, METI Berikan Catatan Penting

JAKARTA - Ketua Bidang ESDM Apindo sekaligus Ketua IV Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) buka suara terkait langkah pemerintah yang menaikkan target pembangkit listrik hijau hingga 75 GW pada tahun 2040.

Eka mengatakan dirinya mengapresiasi langkah pemerintah yang ingin menambah kapasitas pembangkit listrik dalam 15 tahun ke depan. Hal ini juga bisa menjadi media promosi Indonesia ke mat dunia bahwa Indonesia memiliki potensi besar di bidang listrik EBT.

"Hashim juga katakan potensi Indonesia ada 3800 GW potensi yang penggunaanya masih sangat kecil hanya 13 GW atau baru 0,03 persen saja utk listrik kita. Kalau bisa kita gunakan, potensi energi hijau, FDI, industri dalam negeri dan lapangan kerja sangat besar," ujarnya dalam Energy COrner yang dikutip Kamis, 21 November.

Tak hanya itu, dengan penambahan pembangkit tersebut, Indonesia bisa memperbesar porsi ekspor listrik bersih ke negara tetangga

Meski demikian, sebagai pemain lapangan Eka menilai pemerintah sangat ambisius dalam menetapkan target tersebut. Pasalnya hingga saat ini baru 13 GW energi bersih yang sudah dimanfaatkan. Sementara itu target bauran energi pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 17 persen dan baru tercapai 13 persen.

"Kita punya target 2025 itu 25 persen tapi direvisi menjadi 23 persen dan baru-baru ini direvisi jadi 17 persen. Isunya engga gampang karena butun invest besar," terang Eka.

Eka menyebut Indonesia demi  mewujudkan hal tersebut membutuhkan setidaknya 200 miliar dolar AS atau setara dengan Rp2.000 triliun.

"Belum lagi infrastrukturnya belum memadai," imbuh Eka.

Untuk itu, ia menyebut, hingga saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil karena telah memilki infrastruktur yang memadai dan didukung oleh subsidi dan kompensasi dari pemerintah.

"Kita sambut baik. Ambisius tapi perlu usaha besar," tandas Eka.