Pangeran Philip Mountbatten Meninggal, Pangeran Andrew: Kami Kehilangan Kakek Bangsa
JAKARTA - Wafatnya Pangeran Philip Mountbatten membawa duka yang mendalam bagi keluarga Kerajaan Inggris, serta rakyat Inggris pada umumnya.
Peran dan kiprah Pangeran Philip yang juga sangat dirasakan masyarakat Inggris, Ia pun sudah dianggap sebagai kakek bangsa, bukan hanya kakek bagi cucu-cucunya di kerajaan.
Anak ketiga yang juga putra kedua Pangeran Philip bersama Ratu Elizabeth II, Pangeran Andrew mengatakan, meninggalnya Pangeran Philip meninggalkan kehampaan besar bagi sang ibu yang selama 73 tahun selalu didampingi Pangeran Philip.
Pangeran Andrew menggambarkan Pangeran Philip sebagai 'pria luar biasa', setelah dia meninggalkan dinas pribadi di Windsor, tempat ayahnya meninggal pada Hari Jumat pekan lalu di usia 99 tahun.
"Ini kerugian besar. Saya pikir, cara saya mengatakannya adalah kita telah kehilangan kakek bangsa," tukas Pangeran Andrew, seperti melansir Reuters Senin 12 April.
Pangeran Andrew mengatakan, keluarga besarnya telah berkumpul di sekitar Ratu Elizabeth yang tabah menghadapi kehilangan ini, kendati meninggalkan kekosongan besar setelah bersama-sama selama 73 tahun.
Diketahui, Pangeran Andrew jarang terlihat di depan umum sejak dia mengundurkan diri dari tugas resminya pada 2019, karena kontroversi seputar hubungannya dengan mendiang pemodal Amerika Serikat Jeffrey Epstein.
Sementara itu, doa diucapkan untuk Pangeran Philip pada kebaktian pribadi di Kapel All Saints di Windsor Great Park, barat London, menggemakan kebaktian gereja di seluruh negeri. Kebaktian dan doa juga dilakukan di Katedral Canterbury, dipimpin langsung oleh Uskup Agung Canterbury.
Baca juga:
- Pangeran Philip Mountbatten Meninggal, Tokoh Dunia Mengenangnya Sebagai Sosok Baik dan Setia
- Pangeran Philip Mountbatten, Suami Ratu Elizabeth Meninggal pada Usia 99 Tahun
- Pangeran Philip Mountbatten Meninggal, PM Inggris Sampaikan Pidato Duka Cita
- Siapa Sebenarnya Pangeran Philip, Tentara Inggris yang Menikahi Ratu Elizabeth
Sebagai bagian dari delapan hari berkabung nasional, orang-orang berkumpul di luar Kastil Windsor dan istana kerajaan lainnya untuk meninggalkan bunga, sementara para pemimpin agama dan politik menyatakan dukungan untuk ratu, raja tertua dan terlama yang memerintah di dunia.