Hamas Tegaskan Tidak Ada Kesepakatan Pertukaran Sandera Sebelum Perang di Gaza Berakhir
JAKARTA - Pimpinan sementara Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan pada Hari Rabu, tidak akan ada kesepakatan pertukaran sandera dengan tahanan dengan Israel kecuali perang di daerah kantong Palestina itu berakhir.
"Tanpa berakhirnya perang, tidak akan ada pertukaran tahanan," kata Hayya dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi dengan saluran televisi Al-Aqsa milik kelompok itu, menegaskan kembali posisi kelompok itu tentang cara mengakhiri perang, melansir Reuters 21 November.
"Jika agresi tidak diakhiri, mengapa perlawanan dan khususnya Hamas, mengembalikan tahanan (sandera)?" tanya al-Hayya.
"Bagaimana orang waras atau gila bisa kehilangan kartu kuat yang dimilikinya sementara perang terus berlanjut?" tandasnya.
Upaya untuk merundingkan gencatan senjata untuk Gaza telah terhenti. Amerika Serikat pada Hari Rabu memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata permanen tanpa syarat.
Duta Besar Washington untuk PBB mengatakan, AS hanya akan mendukung resolusi yang secara eksplisit menyerukan pembebasan segera sandera Israel sebagai bagian dari gencatan senjata.
Hayya, yang memimpin tim negosiasi kelompok tersebut dalam pembicaraan dengan mediator Qatar dan Mesir, menyalahkan kurangnya kemajuan pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang pada gilirannya menganggap kelompok Islamis itu bertanggung jawab atas pembicaraan yang terhenti.
"Ada kontak yang sedang berlangsung dengan beberapa negara dan mediator untuk menghidupkan kembali berkas ini (negosiasi). Kami siap untuk melanjutkan upaya tersebut tetapi yang lebih penting adalah melihat keinginan nyata di pihak pendudukan untuk mengakhiri agresi," ungkap Hayya.
"Realitas membuktikan, Netanyahu adalah orang yang merusaknya (negosiasi)," tambahnya.
Baca juga:
- AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata saat Korban Tewas di Gaza Capai 43.972 Jiwa
- Izinkan Pembicaraan Gencatan Senjata Berlanjut, Naim Qassem Sebut Hizbullah Siap Perang Panjang dengan Israel
- Kepala Intelijen Rusia Pastikan Bantuan NATO untuk Serangan Rudal Ukraina akan Dihukum
- Indonesia Terima Tawaran Jadi Negara Mitra BRICS, Kemlu RI: Bola di Tangan Mereka
Sebelumnya, berbicara selama kunjungan ke Gaza pada Hari Selasa, PM Netanyahu mengatakan Hamas tidak akan memerintah daerah kantong Palestina itu setelah perang berakhir, mengklaim Israel telah menghancurkan kemampuan militer kelompok Islamis itu.
PM Netanyahu juga mengatakan Israel belum menyerah dalam upaya menemukan 101 sandera yang tersisa yang diyakini masih berada di daerah kantong itu,menawarkan hadiah 5 juta dolar AS untuk pengembalian masing-masing sandera.