Pendapat Mark Zuckerberg Soal Musik yang Dibuat dengan AI
JAKARTA - CEO Meta, Mark Zuckerberg menyampaikan pandangannya terkait penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam penciptaan karya musik.
Pendiri Facebook itu menjadi tamu dalam acara Track Star, dengan mengungkap bagaimana kesukaannya kepada musik. Dia mengaku sebagai penikmat lagu-lagu Olivia Rodrigo dan Daft Punk.
Di pertengahan acara, Mark juga diminta untuk mengidentifikasi tiga lagu yang dibawakan trip punk asal Amerika Serikat, Green Day.
Pembawa acara pun mempertanyakan pandangan Mark berdasarkan lagu-lagu tersebut, apakah AI dapat membuat musik seperti Joe Armstrong cs.
“AI mungkin akan mampu menghasilkan musik yang menarik secara teknis,” jawab Mark Zuckerberg, mengawali pandangannya, mengutip NME, Kamis, 20 November.
“Namun, terkadang terasa sedikit tidak berjiwa karena tidak memiliki bagian lain dari hubungan manusia,” lanjutnya.
Mark menyatakan pandangannya setelah beberapa bulan lalu menjadi sorotan karena mendukung AI secara terbuka. Sikapnya didukung oleh CEO Spotify, Daniel Ek, yang bergabung dengannya untuk berbagi unggahan blog bersama, dan mendorong regulator Eropa untuk ikut serta.
“Peluang utama bagi organisasi Eropa adalah melalui AI sumber terbuka – model yang bobotnya dirilis secara publik dengan lisensi yang permisif,” bunyi unggahan tersebut.
“Ini memastikan kekuatan tidak terpusat di antara beberapa pemain besar, dan seperti halnya internet sebelumnya, menciptakan lapangan bermain yang setara.”
Seperti telah diketahui, penggunaan AI dalam bidang kreatif seperti penulisan lagu adalah satu hal yang menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, dimana terjadi perbedaan pandangan antara penggemar dan musisi.
Pada April lalu, Billie Eilish, Robert Smith, Stevie Wonder, dan Nicki Minaj termasuk di antara musisi terkenal yang menandatangani surat terbuka yang memperingatkan penggunaan kecerdasan buatan disebut “predator” dalam musik.