Turki Tolak Presiden Israel Masuki Wilayah Udaranya, Erdogan: Kami Tidak Mengizinkan

JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Hari Selasa, Turki menolak mengizinkan Presiden Israel Isaac Herzog menggunakan wilayah udaranya untuk menghadiri pertemuan puncak iklim COP di Azerbaijan, menyoroti sikap Ankara di tengah ketegangan dengan Israel.

"Kami tidak mengizinkan Presiden Israel menggunakan wilayah udara kami untuk menghadiri pertemuan puncak COP. Kami menyarankan rute alternatif dan opsi lain," kata Presiden Erdogan kepada wartawan di KTT G20 di Brasil, melansir Reuters 20 November.

"Tetapi apakah dia bisa pergi atau tidak, sejujurnya saya tidak tahu," kata Lanjut Presiden Erdogan.

Konflik terbaru di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, setelah kelompok militan yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Lebanon, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 250 lainnya dijadikan sandera, menurut perhitungan Israel. Itu dibalas Israel dengan serangan udara, blokade dan operasi darat di Gaza.

Kemarin, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik pecah telah mencapai 43.972 jiwa dan korban luka-luka 104.008, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.

Turki menarik duta besarnya di Israel untuk konsultasi setelah perang Gaza meletus, tetapi belum secara resmi memutuskan hubungannya dengan Israel dan kedutaannya tetap buka dan beroperasi.

"Dalam hal-hal tertentu, sebagai Turki, kami terpaksa mengambil sikap, dan kami akan terus melakukannya," katanya.

Presiden Herzog akhirnya dilaporkan membatalkan kunjungan tersebut.

"Mengingat penilaian situasi dan demi alasan keamanan, Presiden Negara telah memutuskan untuk membatalkan perjalanannya ke Konferensi Iklim di Azerbaijan," kata Kepresidenan Israel.

Mengutip The Times of Israel, menurut laporan situs berita Ynet, pejabat di Azerbaijan keberatan dengan anggapan negara mereka tidak aman untuk dikunjungi Presiden Herzog, mengatakan alasan sebenarnya pembatalan itu adalah penolakan Turki.

Pejabat Israel dikutip mengatakan, pembatalan itu memang karena penilaian keamanan, tetapi mereka tidak pernah mengatakan ada masalah keamanan di Azerbaijan sendiri.

Azerbaijan, sekutu Israel, berbatasan dengan Iran di selatan. Penerbangan langsung ke Baku dari Israel harus terbang di atas Suriah, Irak dan Iran, yang tidak memungkinkan. Rute lainnya, melintasi Laut Mediterania serta melalui Turki dan Georgia.

Menurut laporan tersebut, seorang pejabat Azerbaijan mengatakan Israel dan Turki telah terlibat dalam "negosiasi intensif melalui jalur diplomatik yang berlangsung selama beberapa hari tetapi tidak membuahkan hasil," dan akhirnya Ankara menolak untuk mengizinkan penggunaan wilayah udaranya.

Sisa delegasi Israel ke konferensi PBB, yang meliputi tiga menteri dan puluhan pejabat, hadir sesuai rencana, dan tiba di Azerbaijan pada tanggal 11 November. Laporan Ynet mengatakan, delegasi tersebut tiba di Baku dengan penerbangan komersial melalui Georgia.