Bappebti Harap Transaksi Aset Kripto Indonesia Capai Rp600 Triliun Tahun Depan
JAKARTA - Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya berharap transaksi aset kripto di Indonesia bisa mencapai lebih dari Rp600 triliun hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan data Bappebti, sejak Februari 2021 hingga September 2024, nilai transaksi aset kripto menembus Rp426,69 triliun. Angka ini naik 351,97% secara tahunan yaitu sebesar Rp94,41 triliun.
“Mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa bertambah, paling tidak mendekati Rp600 triliun,” kata Tirta di sela-sela acara Indonesia Blockchain Week (IBW) 2024 pada Selasa, 19 November di Jakarta.
Selain itu, Tirta juga berharap tahun depan, aset kripto bisa mencapai all-time-high baru seperti tahun 2021 silan, di mana di tahun itu transaksi aset kripto melonjak Rp859,4 triliun.
“Meskipun belum melampaui pencapaian tahun 2021, ini tetap luar biasa. Mudah-mudahan pada 2025 nanti terjadi all-time high baru, sehingga transaksi kembali meningkat,” ujarnya lebih lanjut.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya, berharap transaksi aset kripto di Indonesia bisa mencapai lebih dari Rp600 triliun hingga akhir tahun ini.
Baca juga:
Ia optimistis transaksi kripto di Indonesia bisa meningkat, apalagi menurutnya, Bappebti sudah meluncurkan produk perpetual futures, aset derivatif yang dapat melacak harga aset kripto, namun tidak memiliki tanggal kedaluwarsa.
Idealnya, menurut Tirta, jika perpetual futures ini mulai berjalan, maka volumenya bisa mencapai tiga hingga empat kali lipat dibandingkan pasar spot atau pasar keuangan publik tempat aset ditradingkan secara instan, atau on the spot.
“Ke depan, potensi pasar kripto di Indonesia dapat mencapai lebih dari Rp1.000 triliun. Oleh karena itu, kita harus menjaga momentum ini,” tandasnya.