Trump Kemungkinan Tinjau Keputusan Pemerintahan Biden Soal Serangan Ukraina ke Rusia dengan Senjata AS
JAKARTA - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump kemungkinan akan meninjau kembali keputusan pendahulunya untuk mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok AS untuk menyerang wilayah Rusia, kata seorang anggota tim transisi Trump.
"Saya menduga hampir semua hal akan ditinjau ulang. Amerika Serikat hanya memiliki satu presiden pada waktu tertentu. Hingga sore hari tanggal 20 Januari 2025, presiden tersebut adalah Joe Biden, kata sosok yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada TASS seperti dilansir 18 November.
Mengizinkan penggunaan rudal tersebut adalah keputusannya, tetapi tidak akan lama lagi," katanya ketika ditanya apakah keputusan Presiden Biden dapat ditinjau ulang oleh Trump saat ia menjabat pada Januari 2025.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dilaporkan mengizinkan penggunaan senjata buatan mereka untuk menyerang wilayah Rusia, kata dua pejabat AS dan seorang sumber yang mengetahui keputusan tersebut pada Hari Minggu.
Ukraina berencana untuk melakukan serangan jarak jauh pertamanya dalam beberapa hari mendatang, kata sumber tersebut, tanpa mengungkapkan rincian karena masalah keamanan operasional, dikutip dari Reuters.
Serangan mendalam pertama Ukraina kemungkinan akan dilakukan dengan menggunakan roket ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 190 mil (306 km), menurut sumber tersebut.
Baca juga:
- Serangan Jarak Jauh Ukraina ke Rusia dengan Rudal AS Bisa Memicu Perang Dunia
- Kim Jong-un Desak Milter Korea Utara Tingkatkan Kemampuan Berperang
- Ukraina Diizinkan Gunakan Senjata AS Serang Rusia, Zelensky: Penting Tidak Membiarkan Patriot Menganggur di Gudang
- Serangan Udara Rusia Terhadap Ukraina Tewaskan 10 Orang, Dua di Antaranya Anak-anak
Sementara itu, beberapa pejabat AS telah menyatakan skeptisisme, mengizinkan serangan jarak jauh akan mengubah arah perang secara keseluruhan, keputusan tersebut dapat membantu Ukraina pada saat pasukan Rusia memperoleh keuntungan dan mungkin menempatkan Kyiv dalam posisi negosiasi yang lebih baik ketika dan jika pembicaraan gencatan senjata terjadi.
Pentagon menolak mengomentari laporan ini, sementara Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri belum menanggapi pertanyaan TASS.