T-Mobile Diretas! Jadi Korban Peretasan Massal Telekomunikasi oleh Hacker China
JAKARTA - Perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat yakni T-Mobile, dikabarkan telah menjadi korban peretasan oleh kelompok peretas China.
Melansir Reuters, peretas itu berhasil membobol T-Mobile sebagai bagian dari kampanye spionase mereka yang telah berlangsung selama berbulan-bulan untuk memata-matai pemerintah federal.
Saat ini, perusahaan telekomunikasi itu mengatakan bahwa mereka sedang memantau semua sistemnya dengan seksama.
“Saat ini, sistem dan data T-Mobile belum terdampak secara signifikan, dan kami tidak memiliki bukti adanya dampak pada informasi pelanggan,” kata juru bicara perusahaan kepada Reuters.
Pada Rabu, 13 November, Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Cybersecurity & Infrastructure Security Agency (CISA) AS telah mengatakan peretas China itu telah menyadap data setelah membobol sejumlah perusahaan telekomunikasi.
Baca juga:
- Xiaomi Magnetic Wireless Charger 30W: Pengisian Cepat dengan Adsorpsi Magnetik yang Kuat
- Samsung XR Glasses: Diklaim Lebih Unggul Dibandingkan Kacamata Ray-Ban Meta
- Korea Selatan Berencana Tingkatkan Kemampuan Anti-drone di Pelabuhan-pelabuhan Utama
- Banjir Dukungan Rakyat, Ahmad Luthfi: Energi untuk Ngopeni dan Ngelakoni Jateng jadi Lumbung Pangan
Pada awal Oktober lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa peretas China itu berhasil mengakses jaringan penyedia pita lebar AS, termasuk Verizon Communications, AT&T, dan juga Lumen Technologies (LUMN.N).
Peretasan ini dilakukan oleh sekelompok peretas yang bekerja untuk pemerintah China, dijuluki Salt Typhoon, yang menargetkan sistem penyadapan yang wajib disediakan oleh perusahaan telekomunikasi dan internet di AS berdasarkan undang-undang federal yang telah berlaku selama 30 tahun.
Di mana sistem ini diketahui, dapat memungkinkan pemerintah setempat untuk mengakses data pelanggan untuk keperluan hukum.