Elon Musk Perluas Gugatan Terhadap OpenAI, Tambahkan Microsoft dan Klaim Antitrust

JAKARTA – Miliarder dan pengusaha Elon Musk telah memperluas gugatannya terhadap pembuat ChatGPT, OpenAI, dengan menambahkan klaim antitrust federal. Selain itu ia juga  menjadikan Microsoft sebagai tergugat. Gugatan yang diperbarui tersebut diajukan pada Kamis malam, 14 November  di pengadilan federal Oakland, California.

Dalam gugatan yang diperluas, Musk menuduh Microsoft dan OpenAI secara ilegal berupaya memonopoli pasar kecerdasan buatan generatif dan menyingkirkan para pesaing. Seperti dalam gugatan aslinya yang diajukan pada Agustus, Musk menuding OpenAI dan CEO-nya, Sam  Altman, melanggar ketentuan kontrak dengan lebih mengutamakan keuntungan ketimbang kepentingan publik dalam pengembangan AI.

"Belum pernah ada perusahaan yang berubah dari lembaga amal bebas pajak menjadi entitas raksasa senilai  157 miliar dolar AS yang melumpuhkan pasar — hanya dalam delapan tahun," kata isi gugatan tersebut. Gugatan ini bertujuan untuk membatalkan lisensi OpenAI dengan Microsoft serta memaksa mereka melepaskan keuntungan yang dianggap “didapat secara tidak sah.”

Dalam pernyataan resminya, OpenAI menyebut gugatan terbaru Musk "bahkan lebih tidak berdasar dan berlebihan dibanding yang sebelumnya." Sementara itu, Microsoft menolak memberikan komentar.

"Praktik antikompetitif Microsoft telah meningkat," ujar Marc Toberoff, pengacara Musk. "Keterbukaan adalah jalan terbaik untuk mengatasi masalah ini."

Musk diketahui memiliki hubungan yang tegang dengan OpenAI, perusahaan yang ia dirikan dan kini menjadi salah satu wajah utama AI generatif berkat miliaran dolar investasi dari Microsoft.

Musk, yang saat ini memainkan peran penting dalam pemerintahan presiden terpilih Donald Trump, telah ditunjuk untuk mengawasi inisiatif pemangkasan pengeluaran pemerintah setelah menyumbangkan jutaan dolar untuk kampanye Partai Republik.

Gugatan yang diperbarui menyebut bahwa OpenAI dan Microsoft melanggar hukum antitrust dengan mensyaratkan peluang investasi yang mengharuskan kesepakatan tidak berinteraksi dengan pesaing mereka. Perjanjian eksklusif lisensi kedua perusahaan dianggap setara dengan merger tanpa persetujuan regulasi.

Dalam pengajuan pengadilan bulan lalu, OpenAI menuding Musk menggunakan gugatan ini sebagai bagian dari "kampanye yang semakin gencar untuk melemahkan OpenAI demi keuntungan kompetitifnya sendiri."