360Kredi Ingat Bahaya Doom Spending Berkedok Self Reward

JAKARTA - 360Kredi menggelar literasi keuangan pada kegiatan Bulan Fintech Nasional dan IFSE 2024 pada 13 November 2024 di The Hall Kasablanka, Mall Kota Kasablanka, Jakarta.

Dalam kesempatan ini, 360Kredi yang diwakili oleh Direktur IT & Operasional 360Kredi, Defrian Afdi memberikan literasi keuangan dengan topik “Doom Spending, Bikin Bahagia atau Bangkrut?”.

Asal tahu saja, Doom Spending merupakan fenomena yang kini berkembang di kalangan anak muda, seperti Gen Z dan Milenial. Hal ini terjadi karena gaya hidup yang cenderung melakukan Self care atau self reward untuk mengatasi kecemasan.

“Melakukan self reward boleh-boleh saja, seperti membeli barang, belanja, liburan, beli tiket konser, dll, itu semua sah aja. Tapi itu adalah tindakan yang impulsif. Sebaiknya self- reward dilakukan secara wajar dengan memperhatikan keuangan yang ada” ujar Defrian dalam keterangan kepada media, Sabtu, 16 November.

Sementara itu Direktur Pengembangan Bisnis UATAS, Shintya Maulida mengatakan, jika Doom Spending dilakukan secara terus menerus, maka akan memunculkan dampak yang buruk.

“Pengeluaran yang tidak terkendali seperti Doom Spending akan membuat finansial tidak aman, tidak memiliki tabungan, dan terbebani pada utang yang impulsif," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut SHintya, untuk menghindari Doom Spending diperlukan pemahaman yang baik terhadap manajemen keuangan, termasuk manajemen dalam utang.

Dalam hal ini, kehadiran fintech lending bisa menjadi solusi keuangan. Hal ini karena fintech lending menawarkan opsi pinjaman yang terstruktur, terjangkau, serta aman dan bersahabat.

Selain menggelar literasi keuangan, 360Kredi juga memperkenalkan maskot baru “Buddy” sebagai simbol fintech lending yang aman, bersahabat, dan terpercaya.

Dalam IFSE 2024, 360Kredi juga turut berpartisipasi dalam penandatanganan komitmen bersama kolaborasi dengan AFPI, AFTECH, dan para platform fintech lending untuk meningkatkan keamanan, transparansi, dan berkelanjutan dalam industri fintench lending.

Selain itu, juga untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap fintech lending sehingga dapat mendukung pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.