Musim Hujan, BPBD Semarang Pastikan 26 Alat Pendeteksi Dini Banjir Berfungsi Baik

JATENG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang memastikan keberadaan alat pendeteksi dini bencana atau Eearly Warning System (EWS) banjir di daerahnya berfungsi dengan baik.

"Ada 26 EWS. Semuanya berfungsi dengan baik, kecuali dua -alat- yang dalam perawatan," kata Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto, di Semarang, Jumat 15 November, disitat Antara,

Ia menjelaskan, alat EWS tersebut dipasang tersebar di berbagai lokasi, seperti Sungai Tenggang, Sungai Sringin, Sungai Banget, Sungai Silandak, Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), dan Bendung Plumbon.

Menurut dia, EWS merupakan alat pendeteksi dini bencana banjir yang dilengkapi dengan alarm yang akan berbunyi jika ketinggian air melebihi elevasi normal yang diatur.

"Jadi, alarmnya akan berbunyi kalau air itu sudah naik pada elevasi tertentu yang sudah kami 'setting' pada sungai yang sudah ada EWS-nya," katanya.

Kemudian untuk EWS yang dalam perawatan, diakuinya, karena komponennya banyak yang hilang akibat dicuri, seperti kamera, alarm, dan sebagainya.

"Kameranya ada yang hilang, alarmnya ada yang hilang. Mau enggak mau kan enggak berfungsi. Ini yang kami prihatin sebetulnya. Kami sudah laporkan ke kepolisian," tuturnya.

Keberadaan alat EWS tersebut, kata dia, manfaatnya sebenarnya kembali kepada masyarakat agar bisa mengantisipasi bencana sehingga harus ikut dijaga bersama.

Banjir, katanya, merupakan salah satu bencana alam yang berpotensi terjadi di Kota Semarang, apalagi saat musim hujan sehingga keberadaan EWS sangat penting.

Sebagai langkah antisipasi, BPBD Kota Semarang ke depan akan memasang EWS di kawasan yang dekat permukiman penduduk agar lebih aman.

Selain pemasangan EWS, katanya, upaya pengerukan sungai di wilayah banjir juga telah dilakukan secara masif oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang sebagai salah satu upaya mengantisipasi banjir.