3 Pelanggaran yang Sering Dilakukan Wisatawan
JAKARTA - Wisatawan, baik domestik maupun internasional, berperan besar dalam sektor pariwisata, yang menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi banyak negara dan wilayah. Namun, tidak jarang ada sejumlah wisatawan melanggar peraturan atau norma yang berlaku di destinasi wisata.
Tahun ini saja, wisatawan telah tertangkap mencoret-coret villa Romawi kuno dengan grafiti. Lalu, ada pun wisatawan ketahuan membuang sampah kantong plastik makanan ringan dalam gua taman nasional hingga berjamur. Kondisi menyebabkan bau tak sedap dan menganggu geisha di Kyoto, Jepang.
Menurut survei analis perjalanan di Radical Storage, jaringan penyimpanan barang bawaan, yang dilakukan pada bulan Oktober terhadap 1.231 orang dewasa di Amerika, sebagian besar orang mengalami sindrom turis. Sebanyak 56,5 persen, mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa saat bepergian.
Hampir setengah dari wisatawan mengatakan bahwa mereka telah melanggar hukum saat berlibur yang tidak akan mereka lakukan di rumah.
"Sayangnya, temuan survei ini mengonfirmasi apa yang sudah kita ketahui," kata Giacomo Piva, salah satu pendiri Radical Storage dalam sebuah pernyataan, dikutip VOI dari laman USA Today pada Kamis, 14 November 2024.
"Industri pariwisata mungkin telah pulih dari dampak COVID-19, tetapi sayangnya epidemi perilaku buruk terus mengancam kebebasan bepergian di masa depan, dengan protes antituris melanda Eropa," ucapnya.
Piva menyebut faktanya 56,5% orang mengaku berperilaku buruk dan mengalami 'sindrom turis' saat berlibur menunjukkan kepada kita bahwa masalah ini bukan tentang segelintir orang yang merusak perjalanan bagi banyak orang, tetapi banyak orang yang merusak perjalanan bagi kita semua.
Pelaku pelanggaran terburuk ditemukan pada Generasi Z, dengan 72% generasi muda mengatakan mereka lebih mungkin melakukan tindakan tersebut dalam perjalanannya.
Jika Anda bertanya-tanya mengapa begitu banyak wisatawan merasa dibenarkan untuk bersikap lebih gegabah, hampir setengah dari wisatawan menyalahkan media sosial karena memicu perilaku wisatawan yang buruk.
Empat dari 10 wisatawan mengatakan liburan mereka adalah waktu untuk bersenang-senang, keluar dari zona nyaman dan menciptakan kenangan.Sekitar sepertiga responden mengatakan siapa saja dapat berperilaku berbeda saat tidak ada yang mengenal.
Pelanggaran paling umum yang diakui oleh wisatawan dalam survei adalah:
- Bersikap teritorial dengan meletakkan handuk untuk memesan kursi santai di tepi kolam renang
- Berpose tidak pantas dengan patung
- Memetik tanaman tanpa izin, seperti di cagar alam atau properti seseorang
Musim panas lalu, pejabat Italia tengah memburu seorang wanita, yang diyakini sebagai turis, yang tertangkap kamera berpose "menirukan hubungan seks" dengan patung Bacchus di Florence.
Kota tersebut memiliki peraturan melarang segala bentuk penyalahgunaan warisan budaya, yang dapat mengakibatkan denda dan larangan seumur hidup.
Di sisi lain, 61% responden juga menambahkan bahwa harus ada hukuman yang lebih berat bagi wisatawan berperilaku buruk. Hampir dua pertiga juga mengatakan bahwa mereka merasa malu dengan perilaku buruk rekan seperjalanan mereka.
Baca juga:
- 4 Cara Melakukan Detoks Ginjal Secara Alami
- Dipenuhi Aura Mistis, Harry Halim Tampilkan Karya Tajam dan Berani Lewat Tajuk Redemtion
- Ganti Kunafa dengan Bihun, Viral Seleb TikTok Mursid Bikin Cokelat Dubai Versi Kreasi Sendiri
- Dipakai Abdul Qohar hingga Tokoh Dunia, Simak Ketahanan Jam Tangan Audemars Piguet yang Harganya Capai Rp1 Miliar