Laporan Intelijen Korsel Sebut Rudal Baru Korut Tidak Pakai Mesin Baru

JAKARTA - Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) baru Korea Selatan Hwasong-19 belum lama ini, diyakini tanpa mesin pendorong baru, di tengah kecurigaan Rusia mungkin telah memberikan bantuan teknis kepada Korea Utara untuk peluncuran rudal tersebut.

"Dengan mempertimbangkan peningkatan panjang dan diameter badan rudal serta ketinggian maksimum yang ditingkatkan, Hwasong-19 dinilai sebagai jenis baru ICBM yang berbeda dari Hwasong-18," kata Badan Intelijen Pertahanan dalam sebuah laporan kepada anggota parlemen Yu Yong-weon dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, dikutip dari The Korea Times 11 November.

Korea Utara mengonfirmasi mereka telah berhasil melakukan uji tembak ICBM Hwasong-19 baru pada tanggal 31 Oktober, menyebutnya sebagai versi "tercanggih" dari rangkaian rudal jarak jauhnya. Rudal tersebut mencapai ketinggian tertinggi dan terbang dalam waktu yang lama.

Foto-foto media pemerintah menunjukkan rudal tersebut ditembakkan dari peluncur erektor pengangkut (TEL) 11 poros — yang diperkirakan panjangnya sekitar 30 meter — yang tampaknya lebih besar daripada semua kendaraan peluncur rudal Korea Utara yang ada.

Sebelumnya, Pyongyang mengungkapkan pengujian mesin baru untuk rudal di masa lalu. Tetapi, militer mengatakan belum mendeteksi tanda-tanda pengujian tambahan untuk mesin berbahan bakar padat sejak 20 Maret, ketika media pemerintah Korea Utara memuat laporan tentang klaim uji jet darat dari mesin berbahan bakar padat untuk jenis baru rudal hipersonik jarak menengah.

"Penilaian kemungkinan Korea Utara menerima dukungan dari Rusia pada teknologi yang dapat diterapkan pada pengembangan rudal balistik, dengan nama 'kerja sama teknologi luar angkasa,' tidak dapat dikesampingkan," kata militer dalam laporan tersebut.

Korea Utara tampaknya tengah mempercepat pengembangan rudalnya dengan fokus pada ICBM berbahan bakar padat yang dianggap lebih sulit dideteksi sebelum diluncurkan, dibandingkan dengan ICBM berbahan bakar cair karena memerlukan lebih sedikit prosedur persiapan, seperti penyuntikan bahan bakar.

Korea Utara meluncurkan ICBM berbahan bakar padat Hwasong-18 sebanyak tiga kali tahun lalu — pada Bulan April, Juli dan Desember.

Kantor berita negara Korea Utara mengklaim ICBM terbaru, Hwasong-19 sebagai rudal strategis terkuat di dunia.

"ICBM tipe baru membuktikan kepada dunia, posisi hegemonik yang telah kita amankan dalam pengembangan dan pembuatan pengiriman nuklir," kata Kim Jong-un yang mengawasi langsung peluncuran, melansir Reuters.

Dalam foto yang dibagikan oleh KCNA, Pemimpin Kim terlihat berdialog dengan pejabat militer di dekat kendaraan yang membawa peluncur rudal. Posisi peluncur belum terbuka.

Saat peluncuran dilakukan, Pemimpin Kim mengamati dengan mata telanjang, sebelum kemudian memantau rudal tersebut melalui tayangan langsung video.