Soal Swasembada Energi RI, Ekonom ERIA Minta Perhatikan Hal Ini

JAKARTA - Senior Policy Fellow for Energy and Environment The Economic Research Institute of ASEAN and East Asia (ERIA), Jun Arima memberikan komentar terkait pidato Presiden Prabowo yang menyatakan akan melakukan swasembada energi.

Program swasembada energi ini diungkapkan Prabowo dalam pidato perdananya di hadapan parlemen setelah pelantikannya sebagai presiden pada 20 Oktober 2024.

Jun mengatakan, pernyatan Prabowo ini sejalan dengan asumsi bahwa untuk meningkatkan produksi energi domestik dengan meningkatkan penetrasi dari bahan bakar seperti biodiesel dan bioavtur dari sawit.

"Dan itu bisa mengurangkan ketergantungan penerbangan Indonesia pada bahan bakar yang diperlukan," ujarnya kepada wartawan, Jumat, 8 November.

Meski demikian, ia mewanti-wanti potensi konflik potensial antara kebutuhan sawit untuk bahan bakar bioenergi dan produksi makanan.

"Dan juga itu bisa menyebabkan deforestasi. Jadi itu adalah masalah yang harus diantisipasi," kata dia.

Lebih lanjut, Jun menyebut, terdapat komoditas lain yang dapat digunakan sebagai self-sufficiency atau swasembada energi yakni gas alam cair atau liquid natural gas (LNG).

"Dengan mempromosikan proyek small scale LNG project, itu adalah hal yang sangat baik untuk self sufficiency," imbuh dia.

Diketahui, RI akan memanfaatkan gas dari Blok Masela untuk diolah menjadi LNG. Indonesian Gas Society (IGS) memprediksi industri gas bumi di Indonesia berpotensi akan makin bergantung pada gas alam cair (LNG) impor pada masa mendatang.

Hal itu dikarenakan pertumbuhan permintaan gas bumi sebagai energi transisi menuju energi bersih, sesuai komitmen pemerintah untuk mencapai net zero emission, belum dapat diimbangi dengan penambahan pasokan gas.

"Sehingga, terdapat potensi Indonesia menjadi net importer LNG di masa yang akan datang," kata Senior Advisor IGS Salis S Aprilian, Kamis 13 Juni.

Salis mengemukakan proyeksi ketergantungan pada LNG tersebut merupakan hasil kajian IGS yang bersama Rystad telah menyusun Indonesian Gas Market White Paper yang menggambarkan kondisi industri gas bumi di Indonesia.