Harris dan Trump Butuh 270 Suara Elektoral untuk Menangi Pilpres AS, Tapi Hasilnya Bisa Seri 269-269

JAKARTA - Kamala Harris dari Partai Demokrat dan pesaingnya Donald Trump dari Partai Republik membutuhkan sedikitnya 270 suara elektoral untuk memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat yang dimulai Hari Selasa.

Warga AS menggunakan hak politiknya hari ini. Mereka tidak memilih kandidat presiden secara langsung, tapi memberikan suara untuk daftar "elektor" yang bersaing yang pada gilirannya akan memberikan suara sebenarnya untuk presiden dan wakil presiden pada tanggal 17 Desember, dikutip dari CNN 5 November.

Secara kolektif, para elektor dari semua 50 negara bagian dan Distrik Columbia disebut sebagai "Electoral College". Elektor adalah sekelompok orang yang bertugas mewakili setiap negara bagian.

Nama-nama calon elektor biasanya ada di bawah presiden dan wakilnya. Namun, kemunculannya tergantung pada aturan dan format pemungutan suara di masing-masing negara bagian. Elektor diajukan oleh partai di negara bagian sebelum Pemilu, yang sebelumnya dipilih lewat konvensi di negara bagian maupun pemungutan suara komite pusat partai.

Kandidat presiden yang memenangkan mayoritas suara rakyat pada malam pemilihan belum tentu memenangkan Gedung Putih. Untuk memenangkan kursi kepresidenan, seorang kandidat harus memenangkan mayoritas suara di Electoral College.

Kamala Harris dan Tim Walz. (Twitter/@TheDemocrats)

Electoral College terdiri dari 538 elektor yang mewakili semua 50 negara bagian dan Distrik Columbia (DC).

Setiap negara bagian memiliki antara tiga hingga 54 suara elektoral. Jumlah elektor dari negara bagian mana pun ditentukan dengan menambahkan jumlah total senator AS dan perwakilan AS. (DC memeroleh tiga suara elektoral—jumlah yang akan diperolehnya jika merupakan sebuah negara bagian dan jumlah elektor minimum yang mungkin untuk negara bagian mana pun.)

Seorang kandidat membutuhkan mayoritas suara elektoral – 270 – untuk menang.

Suara elektoral setiap negara bagian didasarkan pada jumlah populasi terbaru dari Sensus 2020. Tiga belas negara bagian akan memiliki jumlah suara elektoral yang berbeda dari yang mereka miliki dalam pemilihan presiden terakhir.

Di 48 negara bagian dan Distrik Columbia, semua suara elektoral diberikan kepada kandidat yang memenangkan sebagian besar suara rakyat di negara bagian tersebut. Ini dikenal sebagai sistem "pemenang mengambil semuanya".

Namun, dua negara bagian – Maine dan Nebraska – tidak memberikan suara elektoral mereka menurut sistem pemenang mengambil semuanya.

Setelah pemilihan umum, para elektor bertemu di negara bagian masing-masing pada Hari Selasa pertama setelah Hari Rabu kedua di Bulan Desember untuk memberikan suara terpisah untuk presiden dan wakil presiden.

Tahun ini, para elektor akan bertemu pada tanggal 17 Desember. Pertemuan tersebut biasanya diadakan di gedung DPR negara bagian atau gedung negara bagian.

Donald Trump dan JD Vance. (Wikimedia Commons/Flickr/U.S. Department of Homeland Security)

Hasil Electoral College dihitung dan disahkan oleh sidang gabungan Kongres pada tanggal 6 Januari 2025.

Lantas, bagaimana jika Harris yang berpasangan dengan Tim Walz maupun Trump yang berpasangan dengan JD Vance tidak mendapatkan 270 suara elektoral?

Jika tidak ada kandidat yang mencapai 270 yang disyaratkan, Konstitusi AS akan menentukan langkah selanjutnya. Perlombaan akan menjadi "pemilihan umum bersyarat" yang memberi Kongres tanggung jawab untuk memilih presiden dan wakil presiden berikutnya, dikutip dari The Economic Times.

Pemilihan bersyarat adalah proses yang berlangsung saat DPR AS memutuskan pemenangnya, menurut Al Jazeera. Delegasi setiap negara bagian di DPR memberikan satu suara, total 50 suara, dan seorang kandidat harus memperoleh suara mayoritas dari delegasi negara bagian untuk menang, 26 suara atau lebih.

Menurut Amandemen ke-12, yang diberlakukan setelah pemilihan umum tahun 1800 yang memecah belah, jika tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas Electoral College, Kongres baru, yang akan dilantik pada tanggal 3 Januari, akan memilih presiden. Sementara, Senat akan memilih wakil presiden. Proses ini dirinci dalam Pasal Dua, Bagian Satu, Klausul Tiga Konstitusi.

Meskipun hasil seri tidak mungkin terjadi, hal itu adalah sesuatu yang harus diantisipasi. Jika Kamala Harris menang di Wisconsin, Michigan, Arizona dan Nevada serta satu suara elektoral di Nebraska, yang semuanya dimenangkan Joe Biden pada tahun 2020, tetapi ia kalah di Pennsylvania dan Georgia, maka hasilnya bisa seri, 269-269, menurut laporan CNN.

Mengutip VOA, jajak pendapat terakhir New York Times/Sienna College menunjukkan, Harris dan Trump bersaing ketat di tujuh negara bagian, dengan margin error hasil jajak pendapat 3,5 persen. Harris unggul tipis Nevada, North Carolina dan Wisconsin. Sedangkan Trump unggul tipis di Arizona. Keduanya bersaing ketat di Michigan, Georgia dan Pennsylvania.

Dikutip dari The New York Times, Harris diperkirakan telah mengamankan 226 suara elektoral, sedangkan Trump 219 suara elektoral. Harris diperkirakan membutuhkan tambahan 44 suara elektoral, sedangkan Trump membutuhkan 51 suara elektoral jika ingin memenangi kontestasi pemilihan presiden ke-47 Negeri Paman Sam.