Mengenal Bacillus Cereus, Bakteri yang Terkandung di Jajanan Latiao
JAKARTA - Jajanan viral asal Tiongkok, latiao resmi dilarang peredarannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM menghentikan peredaran latiao, karena terkontaminasi bakteri Bacillus Cereus.
Keputusan penarikan produk ini didasari dari kasus keracunan yang dialami oleh anak-anak di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.
Kontaminasi tersebut menyebabkan para korban mengalami gejala keracunan, seperti sakit perut, pusing, mual dan muntah. Dari kejadian penarikan produk latiao oleh BPOM,ada hal yang bisa dipelajari tentang kontaminasi bakteri Bacillus Cereus.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic pada Senin, 4 November 2024, bacillus cereus atau B. cereus adalah organisme mikroskopis yang melepaskan racun berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Kebanyakan orang dengan keracunan makanan pulih dalam waktu 24 jam. Tetapi Anda berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu.
Ada dua jenis Bacillus cereus mempengaruhi:
- Sistem gastrointestinal (intestinal).
- Bagian lain dari tubuh (non-intestinal).
Intestinal B. cereus menyebabkan keracunan makanan. Penyakit ini cenderung hilang dengan sendirinya dengan cepat. Tetapi Anda berisiko mengalami kasus yang lebih serius jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu.
Anda biasanya mengalami keracunan makanan 6-15 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi bakteri Bacillus cereus yakni ikan, produk susu, daging, saus, sup, sayuran, nasi, keju, pasta, pastry, kentang, dan sushi.
Baca juga:
Intestinal Bacillus cereus umumnya terjadi dari makan makanan yang tersisa pada suhu kamar. Keracunan makanan bisa terjadi jika memanaskan kembali makanan.
Intestinal B. cereus membentuk spora yang mengeluarkan racun. Pada suhu kamar, spora ini dapat meningkat jumlahnya. Ketika makan spora ini, racun ini menyebabkan muntah atau diare.
Gejala infeksi bakteri Bacillus cereus meliputi, sakit perut, kram perut, diare berair, dan mual serta muntah. Sementara itu, gejala infeksi bakteri Bacillus cereus non-intestinal tergantung penyakit ditimbulkan.
Endophthalmitis adalah penyakit parah akibat infeksi bakteri Bacillus cereus non-intestinal. Endophthalmitis terjadi ketika bakteri menyerang mata. Gejala ini diantaranya sakit mata, kelelahan, demam, jumlah sel darah putih tinggi (leukocytosis), pengelihatan rendah, mata merah, dan ulkus kornea berbentuk cincin.