Jose Mourinho Marah kepada UEFA karena Tak Dapat Perlakuan Adil
JAKARTA - Jose Mourinho yakin dia tidak mendapatkan perlakuan adil dari UEFA seperti pelatih lain sejak final Liga Europa 2023.
Saat menangani AS Roma, Mourinho tahun lalu dijatuhi larangan empat pertandingan mendampingi tim oleh UEFA karena secara verbal melecehkan wasit Anthony Taylor.
Hal itu terjadi saat Roma kalah menyakitkan timnya melalui adu penalti dari Sevilla di final Liga Europa 2022/2023 di Budapest.
"Perasaan saya adalah, saya dalam masalah di Eropa. Saya kalah di final dengan cara yang masih tidak saya terima. Sejak itu saya merasakannya (ketidakadilan dari UEFA)."
"Saya tidak ingin diperlakukan istimewa, saya ingin diperlakukan jujur. Hanya itu. Jadi jika saya melakukan kesalahan, hukum dan bayar."
"Jika saya tidak melakukan kesalahan, biarkan saya tenang, tetapi itu semakin sulit. Sejak final Budapest itu, itu semakin sulit," kata Mourinho kepada Sky Sports.
Mourinho, yang sekarang menjadi pelatih Fenerbahce, menerima kartu merah langsung dalam hasil seri 1-1 melawan Manchester United di Liga Europa musim pada 25 Oktober 2024.
Ia dikeluarkan dari lapangan setelah terlibat perselisihan sengit dengan wasit saat timnya ditolak bandingnya untuk penalti.
Insiden itu pun menegaskan perasaan Mourinho yang mendapat perlakuan tidak adil ketika tampil di turnamen Eropa.
"Saya layak diperlakukan seperti orang lain. Di lapangan, tidak masalah apakah Anda Lionel Messi atau baru pertama kali bermain."
"Aturannya sama untuk Messi dan anak muda. Untuk pelatih, aturannya sama. Tidak masalah apakah Anda Carlo Ancelotti atau pelatih muda yang baru memulai. Ancelotti harus mendapat sikap sama seperti anak muda."
"Itulah yang saya inginkan untuk diri saya sendiri. Itulah yang tidak saya dapatkan (ketika turnamen di Eropa)," kata Mourinho lagi.
Karena kejadian tersebut, Mourinho yang masih emosi sempat melontarkan pernyataan bahwa dia tidak mau melatih tim yang bermain di turnamen Eropa.
Namun, setelah berpikir lagi sejenak, dia mengklarifikasi pernyataannya. Mourinho jelas tidak mau melatih tim papan bawah yang tidak punya kans bermain di turnamen Eropa.
"Saya tidak akan pernah bergabung dengan tim yang berjuang menghindari degradasi. Saya tidak akan pernah bergabung."
"Saya marah. Saya sedang dalam masa karier untuk selalu bahagia. Masalahnya, saat ini bermain di turnamen Eropa, tapi saya selalu marah."
"Saya tidak akan berjuang menghindari degradasi. Itu terlalu sulit! Sejujurnya, saya yakin itu adalah hal tersulit. Itu lebih sulit daripada bermain untuk meraih gelar."
"Itu pasti sangat sulit secara emosional karena itu adalah sesuatu yang mengubah hidup. Saya pikir orang-orang pemberanilah yang melakukannya," tutur Mourinho.