Rusia Uji Coba Rudal Jarak Jauh Latihan Hadapi Serangan Musuh
JAKARTA - Rusia melakukan uji coba rudal jarak ribuan mil untuk mensimulasikan respons nuklir "besar-besaran" terhadap serangan pertama musuh.
“Mengingat meningkatnya ketegangan geopolitik dan munculnya ancaman dan risiko eksternal baru, penting untuk memiliki kekuatan strategis yang modern dan selalu siap digunakan,” kata Presiden Vladimir Putin saat mengumumkan latihan tersebut dilansir Reuters, Selasa, 29 Oktoober.
Hal ini terjadi pada saat kritis dalam perang Rusia-Ukraina, setelah berminggu-minggu Rusia memberikan sinyal kepada Barat, Moskow akan merespons jika Amerika Serikat dan sekutunya mengizinkan Kyiv menembakkan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia.
Pada Senin, NATO mengatakan Korea Utara telah mengirim pasukan ke Rusia bagian barat, namun Moskow tidak membantahnya.
Dalam komentar yang disiarkan televisi, Menteri Pertahanan Andrei Belousov mengatakan kepada Putin, tujuan latihan ini adalah untuk berlatih melancarkan serangan besar-besaran oleh pasukan ofensif strategis sebagai respons terhadap serangan nuklir dari musuh.
Latihan tersebut melibatkan “triad” nuklir penuh Rusia yang terdiri dari rudal yang diluncurkan dari darat, laut, dan udara.
Rudal balistik antarbenua Yars diluncurkan dari kosmodrom Plesetsk di barat laut Rusia ke Kamchatka, semenanjung di timur jauh.
Rudal balistik Sineva dan Bulava ditembakkan dari kapal selam, dan rudal jelajah diluncurkan dari pesawat pembom strategis, kata kementerian pertahanan.
Baca juga:
Perang yang telah berlangsung selama 2,5 tahun ini memasuki tahap yang menurut para pejabat Rusia merupakan fase paling berbahaya ketika negara-negara Barat mempertimbangkan cara untuk menopang Ukraina sementara pasukan Rusia bergerak maju di bagian timur negara itu.
Putin mengatakan penggunaan senjata nuklir akan menjadi “tindakan yang sangat luar biasa”.
“Saya menekankan bahwa kita tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata baru, namun kita akan mempertahankan kekuatan nuklir pada tingkat kecukupan yang diperlukan,” kata Putin.
Dia mengatakan Rusia sedang beralih ke sistem rudal berbasis stasioner dan bergerak baru yang memiliki waktu persiapan peluncuran yang lebih singkat dan dapat mengatasi sistem pertahanan rudal.