Puan: Sumpah Pemuda Bukan Hanya Romantisme Sejarah, Tapi Momen Rangkul Masyarakat

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani mengingatkan pentingnya merangkul semua elemen masyarakat demi membawa Indonesia semakin sejahtera. Puan juga menyebut semangat anak muda sangat diperlukan untuk membangun bangsa.

“Sumpah Pemuda bukan hanya romantisme sejarah, tapi juga harus menatap jauh ke depan. Bagaimana ekosistem baru dan teknologi baru menghasilkan banyak hal baru di masa kini dan masa depan nanti,” kata Puan Maharani, Senin 28 Oktober.

Puan menuturkan kreativitas anak muda dapat dimanfaatkan untuk membumikan ideologi Indonesia atau sejarah bangsa dengan cara yang kekinian. Dengan demikian, generasi penerus bangsa bisa memahami sejarah dan memegang teguh ideologi Indonesia.

"Anak muda menjadi tenaga baru bagi kita bicara ideologi namun dengan menampilkan cara yang kekinian," sebut Puan.

Di momen Hari Sumpah Pemuda ini, Puan mengajak generasi muda untuk berkontribusi dalam memajukan ekonomi, pendidikan, dan sosial di lingkungan masing-masing.

“Pemuda/pemudi memiliki peran penting sebagai agen perubahan bangsa, apalagi mereka memiliki semangat inovasi dan kreativitas tinggi,” sebut mantan Menko PMK itu.

"Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menyediakan peluang yang adil bagi setiap pemuda untuk berkembang. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi, pemuda harus dipersiapkan untuk menjadi generasi yang tangguh dan kompetitif," imbuh Puan.

Puan mengatakan, Sumpah Pemuda juga tak berarti hanya bermakna bagi anak muda semata. Sebab spirit dari Sumpah Pemuda adalah tentang persatuan dan kesatuan yang harus dimiliki oleh seluruh anak bangsa. Oleh karenanya, Puan mengingatkan pentingnya semua elemen bangsa untuk saling bekerja sama dalam membangun Indonesia.

“Sumpah pemuda menjadi momentum untuk merangkul semua elemen masyarakat dalam mengatasi tantangan dan mewujudkan Indonesia lebih sejahtera dan untuk merayakan keberagaman menjadi satu kesatuan bangsa,” paparnya.

Lebih lanjut, Puan menekankan urgensi pendidikan karakter bagi generasi muda pada peringatan Hari Sumpah Pemuda. Hal ini penting mengingat Indonesia tengah mengalami berbagai tantangan mengenai karakter generasi muda.

“Bagaimana pendidikan karakter harus diutamakan di setiap lini pendidikan. Baik di tingkat pendidikan formal, maupun lembaga non-formal. Tentunya peran dari orangtua dan pihak keluarga dalam membimbing anak juga sangat dibutuhkan sehingga generasi muda kita bertumbuh dengan budi pekerti dan etika yang baik,” jelas Puan.

Puan juga menyoroti banyak tantangan yang saat ini harus dihadapi anak muda. Seperti survei oleh Intelligent yang menemukan bahwa 17 persen perusahaan enggan memberi pekerjaan kepada orang berusia 20 tahunan dan tiga perempatnya mengaku tidak puas dengan perguruan tinggi dalam beberapa waktu belakangan ini.

Bahkan pada tahun 2024, sebanyak 60 persen perusahaan telah memberhentikan karyawan Gen Z. Selain itu, data yang dikeluarkan Resume Templates juga melaporkan bahwa Gen Z terlalu bergantung pada dukungan orang tua selama mencari pekerjaan. Dari 1.500 pencari kerja muda, 70% mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja.

"Masalah seperti ini yang harus ditelusuri penyebabnya dan dicari solusinya. Kita harus ingat anak muda adalah generasi yang potensial jika diarahkan dengan benar," kata Puan.

Puan menilai diperlukan berbagai intervensi untuk mendukung anak muda semakin memiliki daya saing di tengah zaman yang tidak mudah ini.

“Termasuk program-program literasi dan peningkatan skill di luar bidang konvensional. Ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan generasi muda selama mereka punya kemampuan dan kompetensi,” sebutnya.

Di era globalisasi, Puan mengatakan anak muda harus melek teknologi agar tidak tertinggal kemajuan zaman. Literasi yang baik dibutuhkan pula agar generasi muda tidak terjerumus pada hal-hal negatif yang juga menjadi dampak dari teknologi.

“Program digitalisasi sudah dilakukan oleh Pemerintah, hanya saja di Indonesia masih banyak daerah atau wilayah yang harus memiliki dukungan teknologi lebih baik. Dukungan akses teknologi juga harus bagus sampai pelosok-negeri," tambah Puan.

Dalam momentum yang baik ini pun, Puan secara khusus mengajak seluruh generasi muda untuk memahami makna sumpah pemuda yang sesungguhnya.

“Hari Sumpah Pemuda menegaskan komitmen kita dalam membangun bangsa dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.

"Dan saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk merefleksikan makna perjuangan pemuda dalam konteks kemajuan bangsa. Pada tahun 1928, para pemuda Indonesia bersatu untuk menyatakan tekad mereka demi kemerdekaan dan kedaulatan negara," sambung Puan.