Dirty Ass Hadirkan Empat Lagu Reflektif di EP Manifes
JAKARTA - Trio garage punk asal Tangerang, Dirty Ass menyapa penikmat musik Tanah Air dengan extended play (EP) atau album mini terbaru dengan tajuk “Manifes”, yang digarap bekerjasama dengan label rekaman demajors.
Band beranggotakan Gerry L. Fauzi (gitar & vokal), Gilang Fresandy (bass), dan Bayu Samudro (drum) itu menghadirkan empat lagu baru, yaitu “Membiru”, “Berujar Berulang”, “Utopis Delusional”, dan “Sebelum Mati”.
Empat lagu tersebut merupakan track cepat dengan raw power dan in-your-face yang menjadi ciri karya Dirty Ass selama ini.
Lewat track “Membiru”, Dirty Ass mencoba untuk menggambarkan pergumulan manusia dalam melawan hawa nafsu.
“Lagu ini merefleksikan tentang pergumulan melawan hawa nafsu sebagai musuh yang berat untuk ditaklukkan. Ia selalu memberikan distraksi dan tawaran palsu hingga akhirnya lewat dan berlalu,” kata Dirty Ass dalam keterangannya, Rabu, 23 Oktober.
Baca juga:
Sementara, “Berujar Berulang” menggambarkan sebuah siklus keberadaan yang menggarisbawahi keniscayaan terhadap hidup dengan pola repetitif hingga akhir.
Di lagu “Utopis Delusional”, Dirty Ass mencoba menjadi religius dengan cara mereka.
“Ini adalah lagu religius yang punk, memberikan sudut pandang jika kita tidak perlu bertaruh dan cukup berserah saja. Dan bersikap baik akan jauh lebih menyenangkan,” kata Dirty Ass.
Sementara track keempat “Sebelum Mati” merupakan ikrar untuk mengubah hidup, yang ternyata selalu berubah dan tidak menentu sampai mati.
EP “Manifes” menjadi bagian dari kelanjutan produktivitas Dirty Ass setelah merilis EP “Setubuhi Dirimu Sendiri” tahun lalu.
Yang membuat “Manifes” menjadi menarik, kali ini Dirty Ass bekerja sama dengan Leonardo Ringo yang bertindak sebagai produser pada tata audio yang memberikan sebuah experience berbeda dari rilisan-rilisan sebelumnya.
Leonard sendiri dikenal sebagai musisi folk yang bergabung di grup musik Zeke and The Popo dan Leonardo and His Impeccable Six.
Kerja sama ini melahirkan bentuk menarik dalam pakem musik garasi yang pernah ada di Indonesia, yang mungkin bisa dikatakan sebagai bentuk eksplorasi baru.