Jenazah Capten SAM Air yang Kecelakaan di Gorontalo Tiba di Rumah Duka Tangerang, Keluarga Pasrah

TANGERANG - Jenazah Capten Muhammad Saefurubi A, korban kecelakaan pesawat SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMH (DHC6) di wilayah Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, tiba di rumah duka di Cluster Aurora, Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten.   

Jenazah korban yang diterbangkan maskapai Batik Air melalui Bandara Djalaluddin, Gorontalo itu tiba di Tangerang hari ini sekitar pukul 13.25 WIB dan disambut langsung oleh seluruh kerabat dan keluarga yang sudah menunggu sejak pagi.

Saefurubi merupakan salah satu pilot yang menjadi korban kecelakaan dari total empat korban dengan di antaranya kopilot M. Arthur V. G serta seorang teknisi, Budijanto. Selain awak pesawat, ada satu penumpang bernama Sri Meyke Male.

"Kami mendapat informasi musibah kecelakaan itu kemarin siang, dimana kabarnya terdapat Pilot dari Citra Raya yang meninggal," ucap kerabat korban Abu Asirin di Tangerang, Antara, Senin, 21 Oktober. 

Pihak keluarga tidak menyangka bahwa korban akan pergi dengan cara yang cukup tragis. Meski demikian, keluarga telah pasrah atas nasib yang dialami korban saat menjalankan tugas ini.

"Kemarin itu kami hanya merasakan tanda-tanda itu ketika waktu subuh itu berkabut, artinya dalam satu isyarat itu kalau waktu subuh berkabut biasanya ada orang saleh yang meninggal," katanya.

Rencananya, kata dia, jenazah korban kecelakaan pesawat pesawat SAM Air ini akan dimakamkan di kawasan pemakaman umum Curug Wetan, Kabupaten Tangerang pada sore hari ini.

Sebelumnya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Heriyanto melaporkan adanya kecelakaan udara dialami tipe pesawat PK SMH dengan nama SAM Air dan berwarna putih di wilayah Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Minggu, 20 Oktober.

"Informasi dari AIRNAV Makassar bahwa pada pukul 07.03 pesawat SAM Air berangkat dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Bandara Panua Pohuwato," ucap dia.