Organisasi Baru Jadi Solusi Dualisme Tenis Meja Indonesia

JAKARTA – Organisasi baru sebagai induk utama dari cabang olahraga tenis meja di Indonesia akan segera dibentuk sebagai jalan tengah atas dualisme di tubuh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

Hal itu disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, dalam konferensi pers Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) pada Jumat, 18 Oktober 2024, siang WIB.

"Nanti akan dibikin organisasi yang baru yang sudah disetujui kedua pihak federasi," kata Dito Ariotedjo di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta.

Dualisme dalam kepengurusan PTMSI sudah mencuat ke permukaan sejak 2013 atau lebih dari satu dekade. Persoalan ini menimbulkan dampak negatif terhadap pembinaan atlet cabor tenis meja.

Dua kubu itu adalah Pengurus Besar PTMSI yang dipimpin oleh Ketua Umum Peter Layardi Lay dan Pengurus Pusat PTMSI yang sekarang dikendalikan oleh Komjen Pol. (Purn.) Oegroseno.

Selain dampak pembinaan, permasalahan ini membuat cabang olahraga tenis meja sempat absen dalam dua edisi SEA Games, masing-masing pada 2019 dan 2021. Cabor itu kemudian baru kembali tampil di SEA Games 2023.

Dito memastikan bahwa masing-masing pimpinan pun sudah menemuinya dan sepakat untuk membentuk federasi baru.

"Nantinya dalam pembentukannya, kami mengedepankan stakeholder, bagaimana klub-klub itu kami libatkan dan seluruh potensi di daerah. Persoalan tidak sampai ke proses arbitrase atau sengketa (lebih lanjut)," ujarnya.

Dito sebelumnya sempat mengundang kedua ketua umum ke rumahnya pada 2023 sebelum tenis meja kembali berlomba di SEA Games.

Dalam pertemuan itu, mereka membahas normalisasi federasi tenis meja Indonesia yang dilaksanakan sesuai peraturan berlaku untuk mengakhiri sengkata panjang tersebut.