Sejarah FBR, Ormas yang Dukung Pramono-Rano jadi Gubernur DKI Jakarta

YOGYAKARTA - Forum Betawi Rempug (FBR) berdiri untuk memperkuat identitas dan memperjuangkan hak-hak masyarakat Betawi di tengah arus modernisasi. Membela salah satu calon gubernur dalam Pilkada, bagaimana sejarah FBR berdiri?

Perjalanan FBR tidak selalu mulus. Sejak awal, FBR telah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari internal organisasi hingga eksternal yang berkaitan dengan dinamika politik dan sosial di Jakarta.

Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas: Terima Dukungan di Pilgub Jakarta, Pramono Sebut FBR Bakal Jagain TPS: Supaya Tidak Dicurangi

Sejarah FBR

Dilansir dari Repository UNJ, Forum Betawi Rempug (FBR), lahir pada 29 Juli 2001, adalah sebuah wadah bagi masyarakat Betawi untuk memperkuat jati diri dan melawan marginalitas yang mereka hadapi.

Didirikan oleh para tokoh agama dan intelektual Betawi, FBR memiliki visi untuk membangun komunitas Betawi yang bersatu dan berdaya saing, sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.

Marginalisasi masyarakat Betawi sendiri telah berlangsung panjang, akarnya dapat ditelusuri sejak masa penjajahan hingga kini. Proses ini tidak hanya berdampak pada aspek demografis, tetapi juga secara kultural.

Meskipun pada tahun 1930 suku Betawi mendominasi Jakarta, namun seiring waktu, migrasi besar-besaran dari berbagai daerah telah mengubah komposisi penduduk kota.

FBR berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Betawi (Antaranews)

Visi, Misi, dan Fokus Perjuangan FBR

Dengan visi menciptakan masyarakat Betawi yang adil dan sejahtera, Ormas FBR senantiasa berupaya mewujudkan misi membina masyarakat yang berakhlak mulia dan sadar hukum.

Melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat, FBR berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Betawi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Adapun fokus perjuangan FBR, dilansir dari buku yang berjudul “, Jejak Langkah Sang Kiai: Mengawal Republik Dari Tanah Betawi” berikut poin pentingnya:

  1. Pendidikan: FBR berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di Jakarta dengan fokus pada aksesibilitas mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Tujuannya adalah memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh warga Jakarta untuk meraih pendidikan berkualitas.
  2. Kesehatan: Salah satu fokus utama FBR adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Program asuransi kesehatan menjadi salah satu solusi yang digalakkan.
  3. Lapangan Kerja: Menghadapi tantangan tingginya angka pengangguran, FBR berupaya mendorong terciptanya lapangan kerja baru melalui berbagai kebijakan, termasuk kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan usaha.
  4. Pengentasan Kemiskinan: FBR mendorong pemerintah untuk lebih serius dalam mengatasi permasalahan kemiskinan struktural di Jakarta. Meskipun sebagai ibu kota, Jakarta masih memiliki banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
  5. UMKM: FBR berupaya memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memberikan kemudahan akses permodalan dan pemasaran. Tujuannya adalah meningkatkan daya saing UMKM dan mengurangi ketergantungan pada rentenir.
  6. Penggusuran: FBR mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan penggusuran yang manusiawi dan adil. Hak-hak warga yang terdampak penggusuran harus dijamin dan solusi relokasi yang layak harus diberikan.
  7. Keadilan: FBR memperjuangkan terwujudnya kepastian hukum bagi seluruh warga Jakarta. Hal ini penting untuk menciptakan rasa keadilan dan mencegah terjadinya ketidakadilan.
  8. Keamanan: FBR berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh warga Jakarta. Upaya ini dilakukan melalui berbagai program pencegahan kejahatan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.
  9. Energi: Menghadapi tantangan ketersediaan energi, FBR mendorong pemerintah untuk mencari solusi alternatif yang lebih terjangkau bagi masyarakat, terutama terkait dengan kebutuhan gas.
  10. Tarif Publik: FBR mendesak pemerintah untuk menetapkan tarif layanan publik seperti listrik, telepon, dan air yang lebih rasional dan sesuai dengan daya beli masyarakat. Selain itu, kualitas pelayanan juga harus terus ditingkatkan.
  11. Transportasi: FBR mendorong pengembangan sistem transportasi massal yang efisien dan terjangkau untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta.
  12. Lingkungan: FBR berkomitmen untuk menjaga lingkungan hidup dengan mendorong berbagai upaya untuk mengurangi pencemaran, mengelola sampah, dan menciptakan lingkungan yang sehat.
  13. Budaya Betawi: FBR berupaya melestarikan budaya Betawi sebagai bagian dari upaya pelestarian identitas dan kekayaan budaya Indonesia.

Selain sejarah FBR, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!